MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Harga beras di Sulawesi Selatan jelang pelaksanaan Iduladha mengalami kenaikan. Badan Usaha Logistik (Bulog) memastikan pasokan beras untuk dikonsumsi warga sangat cukup.
Berdasarkan pantauan Harian Rakyat Sulsel, harga beras mengalami kenaikan Rp 1.000-2.000. Di Pasar Pa'baeng-baeng harga beras medium berkisar Rp13.000 per kilogram yang sebelumnya Rp 12.000.
Adapun di Pasar Maricaya, harga beras premium mengalami kenaikan Rp 2.000. Sebelumnya seharga Rp 11.000, saat ini berkisar Rp 13.000 per kilogram.
Rahma seorang ibu rumah tangga mengatakan mendekati perayaan lebaran Kurban, kenaikan harga kebutuhan pokok acap kali terjadi. Pun, hal yang sama juga dengan harga beras.
Menurut dia, bila kenaikan harga beras mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap bahan lainnya. Bahkan, kata Rahma, dengan kenaikan harga itu bisa mempengaruhi pengalokasian biaya rumah tangga terhadap bahan kebutuhan.
"Seperti kalau harga beras naik itu yang tadinya bisa dapatkan beberapa barang lainnya dengan persediaan dana belanja yang disesuaikan dengan harga sebelumnya, itu menjadi berkurang," ujar Rahma, Senin (26/6/2023).
"Tadinya bisa beli beras 10 kilogram dengan persediaan sayur untuk empat hari itu berkurang menjadi persedian untuk 2 atau 3 hari dan itu sangat berpengaruh," sambung dia.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Muhammad Imron Rosidi mengatakan kenaikan harga menjelang hari raya merupakan sesuatu hal yang relatif terjadi.
"Untuk memasuki hari- hari besar keagamaan memang sangat rentan dengan adanya kenaikan, termasuk komoditi beras," ujar dia.
Imron mengatakan, stok beras untuk wilayah Sulsel saat ini masih terbilang relatif aman. Bahkan, pihaknya masih bakal melakukan penyerapan stok pada petani.
"Sampai pekan ini masih ada yang bisa diserap dari petani untuk menjadi stok di Bulog," ujar Imron.
Menurut dia, saat ini cadangan beras untuk wilayah Sulsel sebesar 42.000 ton per hari. Jumlah itu dinilai relatif aman memenuhi permintaan kebutuhan.
Imron mengatakan, penyerapan besar-besaran juga diprediksi akan terjadi pada periode Juli- Agustus. Sebagian wilayah di Sulawesi Selatan baru akan melakukan panen besar-besaran. Imron berharap, stok beras mampu bertahan sampai pada Desember dengan melihat pertimbangan penyerapan yang bakal terus dilakukan meski dalam kurun waktu ini Bulog mengeluarkan suplai beras yang cukup besar.
"Kami tidak punya indikator yang jelas kaitan dengan stok itu mampu bertahan berapa lama karena kami aktif melakukan bantuan pangan. Setiap bulan mengeluarkan sebanyak 8.300 ton jadi kalau tiga bulan itu sekitar 25.000 ton," jelas Imron.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Gerakan Pangan Murah yang serentak dilaksanakan di 24 kabupaten dan kota. Penjabat Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang sudah menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat dalam acara Gerakan Pangan Murah tersebut.
"Ini kegiatan sering dilakukan di hari-hari keagamaan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di saat menjalankan aktivitas keagamaan," kata Darmawan.
Dia mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing petani dalam ekspor pangan. Sehingga, petani menikmati peningkatan kesejahteraannya. Menurut dia, masyarakat patut memanfaatkan Gerakan Pangan Murah tersebut.
"Saya berharap masyarakat betul-betul memanfaatkan dengan baik pangan murah ini. Jangan sampai ini dimanfaatkan oleh pemilik modal dan dijual kembali," imbuh dia. (abu hamzah/A)