Danny Pomanto Tak Ingin Buru-buru Loncat Partai

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto (Dok)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pilihan Danny Pomanto meninggalkan Partai NasDem merupakan hitung-hitungan langkah politik menjelang Pilgub 2024. Danny mungkin merasa akan kesulitan mendapatkan tiket ke pemilihan gubernur Sulawesi Selatan bila masih betah dan berharap ke NasDem.

Alasannya, NasDem diperkirakan akan mengusung sendiri Ketua Rusdi Masse nantinya. Dengan demikian, perahu paling realistis bagi Danny bila ingin ikut berlayar di Pilgub Sulsel adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Selama ini, partai banteng tersebut minim tokoh atau figur ideologis yang bisa dijual dalam kontestasi politik Pilgub Sulsel. Danny melihat celah itu dan berharap mendapat tiket Pilgub -bila benar dia jadi mengenakan jaket merah. Danny bisa punya bargaining politik karena sejumlah kandidat Pilgub karena belum ada dari kader PDIP Sulsel.

Sekretaris PDIP Sulsel, Rudi Pieter Gony secara realistis mengakui bahwa hingga saat ini PDIP belum membahas soal Pilgub, apalagi sosok yang akan diusung. Menurut dia, saat ini PDIP Sulsel fokus hadapi Pemilu atau Pileg 2024. Dengan begitu dipastikan pihaknya fokus pada kerja-kerja peningkatan kursi di tiap dapil dan daerah.

"Untuk saat ini belum dibahas Pilgub 2024 karena masih fokus ke Pileg. Kalau jumlah kursi aman, maka kita bisa usung figur," ujar Rudy, Senin (3/7/2023).

Dia menambahkan, saat ini memang banyak figur intens berkomunikasi sama PDIP. Hanya saja sekarang bukan waktunya dibahas calon Gubernur yang diusung.

"Ada beberapa tokoh figur sudah jalin komunikasi. Kami menilai selagi fokus pileg, belum waktunya bahas pilgub," tukasnya.

Adapun Danny Pomanto menyatakan tak ingin buru-buru menentukan partai yang akan menjadi pilihan politiknya. Dia mengaku akan memikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan.

Dia mengaku, tak ingin menjadi duri dalam daging di dalam dunia politik. Maka dari itu, Ia menyebut dirinya perlu belajar untuk memperoleh pemahaman yang baik sebelum menentukan sikap politik.

"Insyallah, bisa lama bisa cepat. Saya tidak ingin menjadi duri dalam daging. Dalam politik, kan, tidak enak kalau duri dalam daging," ujar Danny.

Disinggung mengenai adanya ajakan dari Partai Demokrat Perjuangan Indonesia (PDIP) terkait pertemuannya beberapa waktu lalu, Danny mengatakan pertemuan itu merupakan hal yang biasa. Sama dengan sikap yang ditunjukkan dengan partai-partai lain.

"Itu biasa, kok. Biasa juga saya komunikasi melalui telepon dengan teman-teman misalnya teman-teman PPP, PAN," kata dia.

Danny mengaku kedekatannya dengan kader PDIP telah terjalin sejak lama. Meskipun, kata dia, pada pemilihan sebelumnya PDIP tidak mengusung dirinya, tetapi hubungan dengan PDIP terjalin baik.

Bahkan, Danny menegaskan dirinya juga memiliki hubungan yang baik dengan semua partai, baik yang mendukungnya maupun yang tidak mendukungnya.

Tak hanya itu, ditanya terkait adanya tawaran langsung dari Ganjar Pranowo, Danny mengatakan memiliki komunikasi yang lancar. Bahkan, menurut Danny Makassar ingin menjadi yang terdepan dalam semangat membangun Indonesia.

"Saya kira saya dengan beliau (Ganjar) komunikasinya tidak pernah terkendala. Saya kira semangat membangun Indonesia ada juga di Makassar bahkan Makassar ingin menjadi terdepan membangun Indonesia," ungkap Danny.

Sikap pengundurannya dari Partai Nasdem, Danny Pomanto menyebut mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Dukungan tersebut, kata dia, hampir semua pihak menghormati dan mendukung sikap tegas dan jelas yang saya tunjukkan.

"Hampir semua 99 persen menyampaikan dukungannya terhadap sikap yang tegas dan jelas, saya inikan tidak suka abu-abu, dan saya selalu harus jelas," tutup Danny.

Danny menyatakan kemunduran dirinya dari Partai Nasdem tidak akan mengganggu jalannya roda pemerintahan di Kota Makassar. Menurut dia, hubungan dirinya dengan Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi tetap terjalin dengan baik meski sudah tak berada satu naungan partai.

"Saya hormat sekali kepada dengan ibu Wakil. Saya kerja sama dengan sangat nyaman. Jalannya pemerintahan itu juga akan berlangsung baik," imbuh dia.

Tak hanya itu, Danny melanjutkan dengan kemunduran dirinya tentunya akan menimbulkan banyak pertanyaan seperti, terkait hubungan dengan direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tetap berjalan dengan semestinya. Tak hanya itu, Danny juga menegaskan tidak akan ada perubahan pada jajaran direksi BUMD.

"Adapun pembahasan kalau akan bermasalah BUMD, tidak ada perubahan apapun. Ini sikap saya yang harus Adapun Wakil Wali Kota Makassar, yang juga Wakil Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Fatmawati Rusdi menanggapi santai hengkangnya Wali Kota Makassar, Danny Pomanto sebagai kader NasDem.

Menurut istri Ketua NasDem Sulsel Rusdi Masse itu, pilihan politik seseorang adalah hak dan tak bisa dipaksakan karena menyangkut kebebasan setiap individu. Begitu juga pilihan politik yang akan dijalani Danny Pomanto.

"Kami baru kemarin tahu soal pengunduran dirinya Bapak Wali dari NasDem. Tentu pilihan politik itu hak setiap orang yang tidak bisa dipaksakan," ujar Fatmawati.

Perempuan pertama yang duduk sebagai Wakil Wali Kota di Kota Makassar itu mengatakan bahwa DPP NasDem belum mengetahui alasan detail pemicu hengkangnya Danny. Bahkan, belum ada informasi Danny akan berlabuh ke partai mana.

"Oh ya, pindah ke mana? Aku belum tahu. Yang saya tahu mengundurkan diri dari NasDem," tutur mantan anggota DPR RI itu.

Sejauh ini memang pemerintahan Wali kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Danny-Fatma berjalan aman dan lancar. Bahkan setiap agenda pemerintahan saling berkomunikasi dan bekerja sama sehingga jalannya pemerintahan yang dipimpin hingga kini efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan kerja sama yang baik antara Wali Kota dan Wakil sehingga tak ada konflik interest dalam pemerintahan mereka. Hubungan keduanya juga terlihat harmonis selalu terjaga hingga saat ini.

Dengan demikian, Farma menilai, meskipun saat ini Danny pindah dari NasDem, tapi tugas pemerintah tetap dikedepankan untuk kepentingan masyarakat. Menurut dia, berbeda dalam pilihan politik hal yang biasa, dan jangan dikaitkan dengan urusan pemerintahan.

"Dalam urusan pemerintahan tidak ada yang berbeda dan berubah. Tentu saya sesuai tupoksi mendampingi Wali Kota untuk memikirkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kota Makassar," tutupnya.

Diketahui, Wali Kota Makassar Moh.Ramdhan Pomanto dikukuhkan sebagai kader Partai NasDem yang ditandai dengan penyematan jas NasDem yang dilakukan langsung Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh, di Hotel Claro, Makassar pada Kamis (27/9/2018) silam.

Danny resmi menjadi kader NasDem bersama dua kepala daerah dan satu wakil kepala daerah, yakni Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraini, Bupati Bantaeng Ilhamsyah Azikin dan Bupati Luwu terpilih Basmin Mattayang.
Di Kesempatan itu, Danny mengaku memilih NasDem lantaran tertarik dengan kata restorasi. Menurutnya, restorasi itu menyempurnakan yang belum sempurna tanpa mencederai apapun. Alasan kedua,
partai NasDem merupakan partai yang tidak mengedepankan mahar politik.

"Politik tanpa mahar, bagi saya merupakan sosial politik yang bermoral tanpa membebankan," terang Danny saat menyampaikan testimoninya kala itu.

Selain itu menurut Danny, NasDem merupakan partai politik yang bukan cuma nasionalis, akan tetapi juga religius dan mengikuti perkembangan zaman.

Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir melihat setelah Danny meninggalkan NasDem, sudah hampir dipastikan bergabung dengan PDI Perjuangan. "Ini akan memperjelas langkah politiknya di Pilgub nanti," kata Suwadi.

Menurut dia, partai besutan Surya Paloh ini memiliki kader internal yakni Rusdi Masse yang digadang-gadang akan maju di Pilgub. Jika Danny tetap di NasDem maka harapannya maju di Pilgub bisa tidak terwujud jika RMS tetap maju juga.

"Apalagi survei RMS di atas Danny Pomanto. Artinya potensi RMS untuk mengendarai NasDem lebih besar dibandingkan Danny Pomanto.

Adanya karpet merah disediakan oleh PDI Perjuangan untuk Danny itu sudah tetap, apalagi PDI Perjuangan kata Suwadi krisis kader. "Artinya tidak ada figur yang bisa diandalkan untuk bertarung di Pilgub," ujarnya.

Suwadi pun melihat jika Danny sudah berpikir jauh ke depan dan sudah memetakan kondisi di Sulsel walaupun orang melihat Danny figur yang mudah pindah-pindah partai demi kepentingan pribadi.

"Tapi inikan dunia politik yang bicara mengenai kepentingan," ucapnya. (suryadi-shasa-fahrullah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version