“Pemadam api dari kulit singkong, itu juga sudah dibeli juga sama orang Jepang,” ujar Aryanto.
Aryanto juga mengungkapkan pemadam api tersebut sempat dicibir oleh orang Jepang sekitar awal tahun 2000a-n saat ia sedang berada di Bali.
“Saat ngobrol awalnya dicibir. Akhirnya saya pulang, dia pulang ke Jepang, sekitar sebulan dia lari lagi ke Bali cari teman saya (tanya) di mana Pak Aryanto? pengen ketemu saya. Maksudnya dia juga menginginkan resep tadi, ingin dibeli,” ungkapnya.
“Gak Taunya begitu dia pulang memang itu lagi dicari dunia pemadam api dari kulit singkong. Saya jual cuma Rp750 ribu,” bebernya.
Aryanto Misel juga mengaku pemadam api dari kulit singkong tersebut bisa ia buat sesuai permintaan dan kebutuhan.
"Bisa saya buat powder, maupun liquid atau cair, padahal singkongnya dari Indonesia,” tuturnya.
Saat ditanya soal ide membuat pemadan api dari kulit singkong tersebut, Aryanto mengungkapkan ide itu berawal saat dirinya mencari bahan pengganti untuk pemadam api yang sudah ada saat ini.
“Idenya yang konvensional yang ada, yang dijual di pasaran rata-rata pakai halon. Saya baca di buku, halon itu sudah dilarang oleh WHO. Untuk Kesehatan dunia itu udah gak boleh sebetulnya,” tuturnya.
“Tapi karena penggantinya belum ada, saya berpikir ada gak organik yang bisa membunuh api. Nah ternyata kulit singkong itu mengandung potassium sitrat, apa itu potassium sitrat? Itu untuk menahan api,” tukasnya. (fajar online)