Ferdy mengungkapkan setelah pertemuan dengan pihak kepolisian, beberapa perusahaan telah menyetujui untuk melakukan upaya pemulihan Sungai Tallo. Ada dugaan bahwa beberapa limbah yang mencemari sungai tersebut terendap di dasar sungai dan perlu dilakukan pembersihan melalui proses pengerukan.
Untuk melakukan pengerukan, kata Ferdy, anggaran akan disiapkan oleh masing-masing perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, hal ini masih perlu melalui beberapa prosedur, termasuk pembagian anggaran berdasarkan kondisi keuangan masing-masing perusahaan.
"Perusahaan akan menggunakan dana CSR mereka untuk melakukan pengerukan di area tersebut. Kami akan melakukan pengerukan di sana," tambah Ferdy.
Dugaan sementara mengindikasikan bahwa pencemaran Sungai Tallo disebabkan oleh limbah rumah tangga, karena di sepanjang bantaran sungai terdapat beberapa pemukiman padat.
Pemukiman ini diketahui tidak memiliki sistem septik tank yang memadai, sehingga limbah mereka masuk ke dalam sungai.
"Dugaan sementara adalah bahwa pencemaran disebabkan oleh aktivitas manusia di sekitar sungai, di mana saluran air tidak langsung mengalir ke laut," jelas Ferdy.
Ferdy juga menambahkan pertemuan tahap kedua dengan beberapa perusahaan akan segera dilakukan pada minggu depan.
"Beberapa perusahaan, seperti Makassar Tene dan perusahaan yang bergerak di bidang rumput laut, sudah bersiap untuk berpartisipasi," tutup Ferdy. (Shasa/B)