MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Transformasi desa rawan pangan menjadi desa tahan pangan perlu didukung oleh semua kalangan, apalagi saat ini masih terdapat 15 desa yang masuk kategori rawan pangan di beberapa wilayah Sulsel.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Andi Muhammad Arsyad. Makanya perlu didorong untuk menjadi desa tahan pangan.
Kata dia, desa rawan pangan itu tersebar di beberapa kabupaten dan kota, seperti di kabupaten Pangkep, Selayar, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Toraja bahkan di Kota Makassar.
“Jadi kita mengidentifikasi sementara dulu dan mengetahui dan sementara pemetaan dulu apa yang menyebabkan terjadinya kerawanan pangan pada daerah itu,” kata dia, Selasa (18/7/2023).
Ia menuturkan, pasca indetifikasi yang bakal dilakukan oleh pihaknya, bakal segara dijadikan bahan acuan untuk rencana aksi tindak lanjut guna menjadikan desa tersebut menjadi desa tahan pangan.
Ia mengakui, mayoritas desa yang terbilang rawan pangan itu memiliki kendala pada akses mobilitas, “Memang itu yang terbilang jauh yah, seperti di pulau,” sebutnya.
Ia menuturkan, pengentasan desa rawan pangan mestinya tak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah, tetapi keterlibatan segala unsur dalam masyarakat tentu akan memudahkan pewujudannya.
“Itu tentu menjadi tanggung jawab kita bersama, baik dari pemerintah daerah, pemerintah desa, pihak swasta, dan bahkan perguruan tinggi, pers itu mesti semuanya ada disitu (mengambil peran,red),” paparnya.
Lebih jauh Ia mengungkapkan, adapun untuk mengentaskan daerah rawan pangan itu mesti dilakukan penjejakan pada daerah yang terindikasi atau masuk kedalam ketegori rawan pangan, “Dengan demikian intervensi semua pihak (Pentahelix), itu akan mampu membawa dari rawan pangan menjadi tahan pangan,” pungkasnya. (Abu Hamzah/B)