MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepemimpinan Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) memasuki tahun terakhir. Selama lima tahun, pemimpin muda ini berhasil memenuhi hak dasar masyarakat dan menorehkan segudang prestasi.
Hal tersebut terungkap saat Bupati lulusan Monash University, Australia itu menjadi narasumber Meja Redaksi Fajar, Minggu, 16 Juli.
Dalam kesempatan itu, ASA menyampaikan sejumlah program unggulan yang telah dijalankan sejak tahun pertama memimpin Sinjai. Mulai dari bidang keagamaan, ia telah menelorkan program mencetak hafiz Al-Qur’an 30 juz dengan bekerja sama Pondok Pesantren dengan jumlah peserta 20 per tahun bersumber dari APBD Sinjai.
Sementara tahun keempat kepemimpinan jumlah peserta naik menjadi 30 orang. Selain, itu pihaknya juga menggagas program bantuan dana hibah untuk Ponpes, pemberian insentif untuk petugas keagamaan, hingga program dua hafiz satu desa.
Bukan hanya di bidang agama, Bupati lulusan Fakultas Hukum Trisakti itu juga menaruh perhatian di bidang pendidikan.
Sejak tahun pertama hingga tahun kelima menjabat, ia telah melaksanakan program seragam sekolah dan perlengkapan gratis untuk siswa baru SMP dan SD.
Tercatat, jumlah siswa baru yang telah menerima sebanyak 33.067 siswa dengan total anggaran sekitar Rp13,5 miliar. Kemudian ada juga program beasiswa mahasiswa berprestasi dan penyelesaian studi.
“Untuk mencari orang cerdas katanya mudah, yang susah itu cerdas dan berakhlak, makanya kami dorong program pendidikan dan religius agar bisa mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing sesuai visi kami,” beber bupati kelahiran 20 November 1983 ini.
Bidang kesehatan, turut menjadi perhatian Bupati Sinjai. Jumlah masyarakat Sinjai yang terdaftar sebagai peserta asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebanyak 98 persen. Anggaran Rp53 miliar per tahun untuk membayar premi atau iuran kesehatan warganya disiapkan.
Dengan program ini, kesehatan masyarakat terjamin tiap kali membutuhkan pelayanan di fasilitas kesehatan. “Kami tak ingin ada warga kami tidak terlayani di fasilitas kesehatan karena kendala biaya, makanya kami siapkan anggaran Rp53 miliar untuk menjamin hak dasarnya,” urainya.
Rumah singgah pasien di Kota Makassar juga masih disiapkan. Fasilitas ini untuk masyarakat yang dirujuk ke rumah sakit Makassar dan tidak memiliki tempat tinggal.
Biaya makan dan antar jemput keluarga pasien pun diberikan secara gratis. Kemudian, ada pula program home care dan home visit yang melakukan pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah. Termasuk program rumah tunggu kelahiran dan Publik Safety Center (PSC) 119. “Alhamdulillah dari tahun pertama sampai hari ini terus kami laksanakan, semua kami tanggung sehingga tidak ada alasan masyarakat kami tidak berobat karena kendala biaya,” ungkapnya.