Kedua, algoritma Tiktok yang dinilai mulai mengutamakan produk-produk asal Tiongkok yang merupakan negara asal TikTok.
Dengan algoritma ini, netizen mengeluhkan mulai sering melihat produk-produk asing di timeline ketimbang produk UMKM.
Keluhan lain yang muncul dari pelaku UMKM yang memanfaatkan aplikasi media sosial TikTok untuk berjualan terkait lamanya pencairan dana pedagang.
Penjual harus menunggu hingga 3 minggu bisa mencairkan dananya.
"Mirisnya keluhan netizen ini muncul setelah pertemuan CEO tiktok dengan para menteri. Di saat banyak negara-negara menentang kehadiran Tiktok, di Indonesia justru menggelar karpet merah utk perusahaan asal china tersebut," ujar Bhima
Menurut dia, aktivitas jual beli secara elektronik harus tunduk pada aturan menteri perdagangan.
"Kementerian Kominfo dan Kemendag harus turun jangan dibiarkan social commerce liar karena kerugian dari sisi penjualnya cukup tinggi apabila platform bertindak sepihak," pungkasnya.
Sebelumnya, TikTok Indonesia membantah isu tentang dominasi produk asing di TikTok Shop. Mereka juga membantah rumor tentang beroperasinya project TikTok S di Indonesia.
"Tidak ada bisnis lintas batas (cross-border) di TikTok Shop Indonesia," kata TikTok Indonesia dalam keteranganya beberapa waktu lalu.
Klaim tersebut didukung pihak Kementerian Perdagangan melalui Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim. Menurut dia, penelusuran Kemendag menemukan bahwa sebagian besar produk yang dijual di TikTok Shop berasal dari dalam negeri. (fajar/jpnn)