MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar kembali diterpa isu tak sedap. Wacana pelengseran Airlangga Hartarto melalui Munaslub terus bergulir, dan mencuatnya nama Luhur Binsar Pandjaitan (LBP) untuk merebut Partai Golkar dari Airlangga Hartarto.
Padahal pergantian Ketum Golkar baru akan dilaksanakan tahun 2024 mendatang, sehingga jika hal itu dipercepat sama halnya dengan melengserkan Airlangga Hartarto.
Meski sejauh ini masih sulit dilengserkan, namun pihak yang ingin menggulingkan Airlangga pun terus mencari celah kesalahan dan kesempatan untuk mendepak Airlangga.
Menanggapi isu pelengseran Airlangga Hartarto, kader Golkar di Sulsel pun angkat suara. Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel, Nasran Mone menilai jika langkah LBP atau oknum lain yang ingin merebut posisi Ketum Golkar merupakan langkah yang sangat tidak etis dan justru membuat kegaduhan.
Menurutnya, menghadapi Pemilu 2024 ini mestinya anggota Dewan Pakar Parai Golkar, Ridwan Hisjam dan Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan, fokus bagaimana meningkatkan perolehan suara partai dan menahan diri serta memegang teguh budaya partai agar tetap solid dan tidak gaduh.
"Jangan merebut hal diluar mekanisme. Budaya partai itu tidak pernah terjadi Munaslub di Golkar sepanjang tidak ada peristiwa yang luar biasa," katanya, Senin (24/7/2023).
Jika hanya menilai tidak adanya kenaikan efek elektoral partai selama Airlangga Hartarto memimpin Golkar, Menurutnya, itu pemikiran yang sangat naif karena Pemilu baru akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Kami menyayangkan statemen Luhut Binsar Panjaitan dan Ridwan Hisjam yang terburu-buru menilai kepemimpinan Airlangga di Golkar berdasarkan asumsi survei," kesalnya.