Ia menuturkan selama tiga bulan kedepan fenomena El Nino akan dirasakan masyarakat Sulsel. Sedangkan curah hujan mulai meningkat baru akan masuk awal bulan November.
“Kita prediksi puncaknya itu di Agustus dan September, di bulan Oktober kembali ke titik lemah dan November ke titik normal,” paparnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Provinsi Sulawesi, Andi Arwin Azis menjelaskan untuk upaya antispasi karhutla, dilakukan pertemuan dengan seluruh kepala Dinas Pemadam seluruh kabupaten/kota kebakaran untuk saling koordinasi.
"Kami mengkhawatirkan situasi El Nino yang moderate ini bisa memicu kebakaran hutan. Makanya kita hadirkan seluruh kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi fenomena El Nino," imbunnya.
Kata Arwin, pihaknya pun telah meminta BMKG untuk memetakan daerah mana saja yang paling terdampak.
"BMKG tadi memperlihatkan ternyata kita dapati, wilayah selatan dan Barat, dampak El-Nino sangat terasa dibanding wilayah utara seperti di Luwu Raya. Kita sudah lakukan pemetaan agar mengantisipasi dampak yang akan terjadi," bebernya.
"Termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan, pembalakan liar," tambahnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah bisa melengkapi sarana dan prasarana untuk memaksimalkan langkah antisipasi.
"Kami mendorong daerah agar memprioritaskan pengadaan sarana prasarana pemadam kebakaran sebab Pemprov hanya bisa memfasilitasi," pungkasnya. (Abu/B)