MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemprov Sulsel menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Formasi tahun 2021 sebanyak 268 orang dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi tahun anggaran 2022 sebanyak 3.908 orang di Rujab Gubernur Sulsel, Selasa (25/7/2023).
Kepala BKD Sulsel, Sukarniaty Kondolele menyampaikan, penyerahan SK tersebut kepada PNS Formasi 2021 dengan total 268 orang itu terbagi atas Fungsional Kesehatan sebanyak 144 orang, Fungsional Teknis sebanyak 68 orang dan pelaksana sebanyak 86 orang.
Kata dia, dari pengangkatan formasi tahun 2021 itu diangkat untuk melaksanakan tugas di 22 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Sulsel.
Ia menyampaikan, untuk seleksi pengadaan ASN Formasi PPPK tahun anggaran 2022, sebanyak 3.908 orang dinyatakan lulus dan telah memenuhi syarat. “Jabatan Fungsional Kesehatan itu sebanyak 26 orang dan Jabatan Fungsional Guru itu, 3.882 orang,” sebutnya, Senin (25/7/2023).
Ia menuturkan, untuk seleksi PPPK tahun anggaran 2022 itu sebanyak 4.122 PPPK yang dinyatakan lolos sebanyak 529 orang diantaranya adalah pegawai non ASN yang telah bekerja selama beberapa tahun pada SMA, SMK yang tersebar di wilayah Sulsel.
Hanya saja kata dia, dari 4.122 orang yang dinyatakan lolos itu, 240 orang diantaranya orang belum diberikan SK hari ini karena terkendala pada Dokumen yang belum lengkap, tapi kata dia untuk penyerahan selanjutnya itu akan sesegera dilakukan.
“240 orang ini belum diserahkan hari ini karena permasalahan berkas yang belum dilengkapi,” sebutnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menuturkan, atas penyerahan SK kepada ASN baru-baru ini itu diharapkan mampu bekerja secara maksimal dalam lingkup Pemprov Sulsel dan memiliki persatuan yang tinggi.
“Saya berharap lebih produktif, bagaimana membawa kebersamaan lebih kuat,” ungkapnya.
Ia mengingatkan, kepada tenaga pendidik yang baru saja dilantik itu untuk memberikan pendidikan dan perhatian terbaik untuk generasi terutama pada peserta didik.
“Hindari bahasa bahasa yang tidak penting (moral dan tatakrama yang baik, red) apalagi di dunia pendidikan, semata untuk anak anak kita,” tegasnya. (Abu/B)