Dalam video yang diunggah Hotman Paris ini terlihat jenazah korban di dalam peti mati dipakaikan seragam dinas Kepolisian yang lengkap dengan topi, pangkat dan nama korban di bagian dadanya.
Sementara itu, tangan korban terlihat mendekap perut bagian atas yang diikat dengan kain kafan.
Begitu juga pada bagian pipi hingga dagu juga diikat dengan kain kafan.
Terdengar juga suara tangisan dari seorang wanita yang diduga adalah ibu korban yang meluapkan rasa sedihnya kehilangan putra yang ia cintai.
Sidang Adat Dayak
Keluarga korban Bripda IDF tidak menerima begitu saja kasus penembakan itu. Pihak keluarga korban mendesak agar pelaku penembakan terhadap Bripda IDF disidang melalui hukum adat Dayak.
Korban penembakan sesama anggota polisi adalah
bagian dari masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Desakan agar dilakukan sidang hukum adat Dayak antara lain disuarakan oleh Pendiri Keluarga Besar Himpunan Dayak Talino (Hidano) Kabupaten Melawi, Darsono.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Melawi itu menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya salah seorang anggota Polri yang juga merupakan anggota masyarakat Dayak.
Darsono berharap Pimpinan Polri segera menindak tegas oknum yang telah menembak Bripda IDF dan telah menghilangkan nyawanya.
"Dan harus segera dilakukan prosesi sidang adat Dayak untuk bayar Adat Pati Nyawa sesuai adat Budaya Dayak yang masih lestari sampai saat ini," kata Darsono.
Viral di Media Sosial
Video yang diunggah pengacara Hotman Paris Hutapea mengundang banyak komentar warganet.
"Benar kasus ini bang @hotmanparisofficial ini adalah warga dayak, alm tinggal di kabupaten melawi tepatnya.. tolong bantu dan usus tuntas kasus ini," ungkap akun @bertavbs.
“Kejadian lagi polisi tembak polisi. Ini anak dr rekan kerja saya, tolong bang hotman bantu speak up,” komentar akun @nialistiy's (fajar online)