MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 50 peserta yang terhimpun dalam Forum Fungsional Penyuluh Sosial Sulawesi Selatan baik yang bekerja pada lingkup Dinas Sosial Kabupaten/Kota maupun Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) Sosialisasi dan Edukasi Bantuan Sosial Non-Tunai (BSNT) sebagai wujud kemitraan bersama Bank Indonesia (BI) yang diadakan di Baruga Phinisi Lt. 4, Kantor Perwakilan BI Sulsel, Kamis (27/7).
Pada acara ToT Sosialisasi dan Edukasi BSNT ini diawali dengan sambutan oleh Kepala Dinas Sosial Prov. Sulsel, Drs. H. Andi Irawan Bintang, MT, yang memaparkan tentang pentingnya program ToT ini dalam membangun kapasitas dan kemampuan para fungsional Penyuluh Sosial dalam melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait permasalahan sosial, potensi dan sumber, serta program-program kesejahteraan sosial, khususnya mengenai elektronifikasi bantuan sosial sehingga proses penyaluran BSNT dapat berjalan lancar dan dinikmati oleh para penerima manfaat.
Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulsel, Rudy Bambang Wijanarko, menyampaikan tentang implementasi model penyaluran Bantuan Sosial Non-Tunai membutuhkan kesiapan dalam berbagai aspek, bukan hanya pada fasilitas (perangkat teknologi) tetapi juga perlu adanya perubahan dalam pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam memaksimalkan penyaluran BSNT.
"Bank Indonesia selaku otoritas di bidang sistem pembayaran senantiasa memastikan kelancaran penyaluran BSNT terutama yang memanfaatkan kanal pembayaran digital. Sehingga diharapkan melalui program ToT ini, para penyuluh sosial menjadi mitra strategis Bank Indonesia baik dalam melakukan kajian bersama maupun sosialisasi dan optimalisasi BSNT," terang Rudy.
Adapun pada sesi ToT sosialisasi dan edukasi BSNT diawali dengan updating data penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Sulawesi Selatan dan Rekonsiliasi Triwulan I Tahun 2023, oleh Penyuluh Sosial Ahli Madya Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Parngodes, SE., MM.
Kemudian dilanjutkan oleh Muh. Surya Alif Utama selaku Asisten Manajer Kantor Perwakilan BI Prov. Sulsel, yang memberikan refreshment materi terkait peran Bank Indonesia dalam transformasi penyaluran bansos dari tunai menjadi nontunai.
"Penyaluran bansos dari tunai menjadi nontunai ini bertujuan untuk mewujudkan pemenuhan prinsip 6T (Tepat waktu, Tepat sasaran, Tepat jumlah, Tepat kualitas, Tepat harga, dan Tepat administrasi) dan overview monitoring survei hasil pemetaan potensi dan kendala menuju digitalisasi bansos kepada E-Warong dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH & Program Sembako yang dilakukan pada tahun 2022," jelas Muh. Surya.
Pada acara tersebut juga dilakukan pengisian kuesioner tentang materi ToT sosialisasi dan edukasi BSNT pada seluruh peserta dan simulasi cara pakai QRIS serta diakhiri sesi tanya jawab dan diskusi tentang bagaimana hambatan, tantangan, dan model penyaluran bantuan sosial yang ada di Kabupaten/Kota wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. (*)