MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Samuin menceritakan pengalaman luar biasa tidak terhingga dirasakan, lelaki berusia 46 tahun yang dipercaya menjadi ketua kloter 22 Embarkasi Makassar. Ia menahkodai sebanyak 208 jemaah asal Pangkep, 180 jemaah asal Bone, dan empat orang petugas haji lainnya.
Samuin bersama rombongan kloter 22 lainnya sejatinya telah tiba dengan selamat di Makassar sejak Jumat, 21 Juli lalu. Namun, ia mengaku masih punya rasa tanggung jawab terhadap para jemaah.
Di tengah kesibukannya menjalani kehidupan dan pekerjaan di kesehariannya pasca menjalani tugas suci, beribadah dan menuntun para tamu Allah SWT di Tanah Suci. Samuin masih terus-menerus mengenang pengalamannya menjadi ketua kloter.
Ia dengan nada suara rendah dan menyesal, mengaku masih memikirkan dua jemaah di kloternya, masing-masing satu dari Pangkep dan Bone yang masih berada di Arab Saudi. Keduanya ialah lansia, sedang dirawat di RS KKHI dan di Madinah karena sakit.
"Keduanya masih di Arab Saudi. Setiap hari saya memikirkan dan mendoakan mereka berharap segera sembuh. Kalau mereka nanti sudah dipulangkan ke Makassar, saya siap datang dan menjemput mereka," ujar Samuin penuh harap, Jumat (28/7).
Samuin mengaku, rasa kebersamaan dan penuh kekeluargaan tercipta dan membekas dengan dalam pada dirinya selama lebih dari sebulan menjalani ibadah haji bersama mereka. Seusai proses pemulangan jemaah haji, ia mengaku masih rutin berkomunikasi dengan jemaah haji di kloternya, walau hanya sekadar menanyai kabar.
"Beberapa jemaah juga yang lupa kurmanya, itu saya sengaja datangi langsung untuk bawakan. Karena saya merasa masih harus bersilaturahmi dengan mereka meskipun tugas sebagai ketua kloter itu sudah selesai," akunya.
Ia mengenang bagaimana menuntun puluhan lansia di kloternya beribadah pada puncak haji, terutama saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Di mana, ketika itu lautan manusia yang sedang berhaji memadati lokasi.
Secara bersama mengunjungi makam Rasulullah, hingga sekadar berjalan-jalan untuk menikmati pemandangan di rumah Allah SWT.
"Kalau kita bandingkan lansia kita dengan lansia negara lainnya, lansia negara lain itu kuat-kuat. Itu yang jadi tantangan tersendiri bagi kita, karena hanya Indonesia yang mengusung haji ramah lansia," pungkasnya. (Abu/A)