MAROS, RAKYATSULSEL - Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bagi kelompok ibu rumah tangga tentang pengembang padiku atau pengenalan ketuban pecah dini menggunakan kunyit dan kertas lakmus di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Kegiatan PKM ini dilakukan oleh Tim Pengabdi yang terdiri dari Ketua Tim, Tutik Agustini, S.Kep, Ns., M.Kep (Dosen Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat), dan anggota tim Dr Yusriani, SKM., M.Kes (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat).
Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan alumni dan mahasiswa dari Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, dan Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia yang bermitra dengan kelompok ibu rumah tangga di Desa pucak.
Ketua Tim Pengabdi, Tutik Agustini mengatakan, kegiatan PKM ini mendapatkan bantuan pendanaan dari Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (LPkM UMI) tahun 2023 dan telah disosialisasikan kepada pemerintah serta masyarakat untuk menjadikan Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros sebagai desa sehat.
Kegiatan PKM diikuti oleh 40 orang masyarakat yang merupakan anggota kelompok ibu rumah tangga. "Antusiasme peserta PKM sangat tinggi karena program ini merupakan kegiatan perdana yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Desa Pucak khususnya dalam mencegah dan menaggulangi masalah Ketuban Pecah Dini (KPD)," ujarnya.
Adapun pada hari pertama pelaksanaan kegiatan adalah pemaparan materi mengenai profil dan permasalahan kesehatan yang dialami oleh mitra yang dibawakan langsung oleh Ketua Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia yang telah berpengalaman menjadi fasilitator dan mentor berbagai kegiatan pengabdian.
Menurut Tutik Agustini, bahwa promosi pengemban padiku merupakan perwujudan dari dukungan GERMAS berkaitan dengan Bidang KIA dalam mendidik dan meningkatkan keterampilan ibu hamil untuk mengenal tanda bahaya persalinan dalam sebuah bentuk inovasi program kesehatan masyarakat.
"Hasil diskusi bersama mitra diperoleh informasi masalah kesehatan di Desa Pucak. Yang pertama masih terdapat kasus ketuban pecah dini. Kedua kurangnya pengetahuan tentang ketuban pecah dini terutama ibu-ibu usia muda. Tiga, kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam membedakan rembesan ketuban dengan air kencing/keringat," jelasnya.
Sementara anggota tim PKM yaitu Dr Yusriani, membahas tentang demonstrasi untuk mengenali ketuban yang merembes dengan menggunakan kunyit dan kertas lakmus sebagai indicator pH yang mudah dan murah.
Edukasi tentang cara merawat vagina yang baik dan benar melalui metode ceramah, diskusi dan praktik, sehingga melalui kegiatan ini, pengetahuan, sikap dan keterampilan Kelompok ibu rumah tangga Desa Pucak dapat lebih ditingkatkan," harapnya.
Abdul Razak selaku Kepala Desa Pucak menjelaskan bahwa Program Kemitraan Masyarakat ini sangatlah diharapkan oleh masyarakat setempat karena kegiatan ini pertama kalinya diselenggarakan di Desa Pucak.
"Sehingga mampu meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat untuk hidup sehat serta melakukan upaya pencegahan terhadap ketuban pecah dini," terangnya. (*)