PANGKEP, RAKYATSULSEL - Kepala Desa Pitue, Kecamatan Marang, Nasrun Munir membantah pihaknya sengaja memasang simbol LGBT di salah satu alat peraga program TP PKK desa, Gelari Pelangi.
Nasrun menegaskan bahwa pihaknya tidak tahu menahu soal simbol tersebut, bahkan dirinya baru tahu setelah diingatkan oleh Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Pangkep, Aco Paranrangi soal keberadaan simbol LGBT di desanya.
"Saya sampaikan terima kasih kepada Ketua LMP yang telah mengingatkan saya soal simbol itu, desa kami desa beriman kami menolak segala bentuk termasuk aktifitas LGBT di desa kami," terang Nasrun, yang ditemui Kamis (03/08/2023).
Nasrun sendiri menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat kabupaten Pangkep, khususnya di desa Pitue atas kekeliruan tersebut.
"Saya atas nama pemerintah dan pribadi memohon maaf atas kekeliruan tersebut," ujar Nasrun.
Lebih jauh diterangkan Nasrun jika awal munculnya logo yang menyerupai simbol LGBT karena kesalahan penafsiran dari desainer yang merancang tampilan umbul umbul program Gelari Pelangi milik TP PKK.
"Saya sudah tegur desainernya, ada ketidak tahuan disini dengan logo berbau pelangi, dan yang sempat terpasang itu sudah kita turunkan dan diganti desain baru," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Pitue, Nasrun mendapat kecaman dari LMP Pangkep, lantaran terdapat simbol LGBT yang terpasang di umbul umbul dan spanduk program TP PKK Gelari Pelangi.
Diketahui program Gelari Pelangi, merupakan program peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi keluarga, yang digagas Tim Penggerak PKK.
Gelari Pelangi merupakan program unggulan TP PKK sebagai strategi dalam upaya mengakselerasi perbaikan dan peningkatan kualitas Pendidikan dan ekonomi keluarga Indonesia secara terpadu.
Kampung Gelari Pelangi di desa Pitue, kecamatan Marang sendiri diketahu berhasil meraih juara 1 diajang lomba yang digelar untuk memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke-51 tingkat Provinisi Sulawesi Selatan (Sulsel), sekaligus mengantar kabupaten Pangkep meraih juara umum.(*)