"Maka catatan utama saya ketika dia datang orang ini siapapun dia maka posisi dia ditengah lautan politik yang berbahaya pemilu 2024," jelasnya.
Dia (Pj) harus memikirkan program pemerintahan selain berkelanjutan tetapi berbasis kepentingan publik. Serta harus membangun komunikasi ke semua stakeholder.
Maka wajib memutus kecurigaan-kecurigaan terhadap kedudukan dia sebagai PJ yang ditugaskan Presiden untuk memimpin Sulsel
"Kita menolak kalau PJ jadi alat poltik apapun alasannya, siapapun dia, ketika dia datang hanya memperkeruh cuaca politik di Sulsel mending tidak usah," tegasnya.
Dia menambahkan, Pj datang membawa harmoni, posisi netral, tidak berpihak ke warna apapun maka dia akan selamat. Tapi sebaliknya, kalau tidak akan berbahaya ke birokrasi, bahaya bagi dia dan kelanjutan pembangunan kalau urusan itu (politik) yang dikedepankan.
"Memberikan rekomendasi adalah orang yang benar benar tahu sulsel dan memahami bagaimana situasi dan peta politik di Sulsel. Netral secara historical, tidak pernah terafiliasi, kalau dia datang berpolitik mending di usir," tutup dia.
Berdasarkan data dihimpun harian Rakyat Sulsel soal nama-nama yang berpotensi diusung tiap fraksi di DPRD Sulsel antara lain:
Fraksi PDIP: Bachtiar, Nana Sudjana. NasDem: Jufri Rahman, Bachtiar, Aswanto. Gerindra: Rivai Ras, Nana Sudjana, Bahtiar. PPP: Jufri Rahman. PKS: Rivai Ras, Bahtiar, Aswanto, Jufri Rahman. PAN: Bachtiar, Nana Sudjana. Golkar: Nana Sudjana, Aswanto, Rivai Ras, Bactiar, Jufri Rahman. Demokrat: Rivai Ras, Bachtiar. PKB: Nana Sudjana, Bahtiar, Jufri Rahman. (Yadi/C)
