MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dipengaruhi cuaca, Produksi perikanan pada 17 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Sulawesi Selatan masih fluktuatif.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, produksi terbanyak sepanjang semester 1 tahun 2023 ini (Januari-Juni) ada di PPI Lappa Sinjai dengan 3.205 ton. Nilainya pun cukup baik, yakni mencapai Rp90 miliar.
Lalu PPI Pontap Palopo dengan 1.860 ton dan nilai mencapai Rp67 miliar. Kemudian PPI Beba Takalar total produksi 1.394 ton dan nilai mencapai Rp32 miliar.
Selanjutnya PPI Untia Makassar dengan produksi 487 ton dengan nilai Rp11 miliar. PPI Lonrae Bone 474 ton, dengan nilai Rp10 miliar.
PPI Kajang Bulukumba total produksi 399 ton dan nilai mencapai Rp7,2 miliar. Sementara produksi terendah ada pada PPI Bontobahari Maros dengan total 25,6 ton dan nilai hanya Rp470 juta.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M Ilyas mengatakan, produksi di tiap PPI pada setiap bulannya sepanjang tahun ini memang masih fluktuatif. Di antara yang menjadi penyebabnya ialah persoalan armada, intensif operasional, dan cuaca buruk.
"Pada saat musim barat itu kan nelayan tidak banyak yang melaut. Kalau kita lihat di bulan seperti sekarang tangkapannya di tiap wilayah fluktuatif, berubah-ubah," ucapnya, Kamis (3/8/2023).
Kata Ilyas, untuk mempermudah pendataan terhadap penyebab terjadinya ketidakstabilan produksi ikan tersebut, maka ke depannya PPI akan dibagi berdasarkan zona wilayahnya. Itu dilakukan untuk mengantisipasi tidak seragamnya musim dalam satu periode waktu tertentu yang terjadi di Sulsel.