MAMUJU, RAKYATSULSEL — Provinsi Sulwesi Barat (Sulbar) merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi, mencatatkan indeks resiko bencana di peringkat satu, sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik dalam melakukan mitigasi.
Hal itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, Sulbar merupakan daerah yang rawan terkait kebencanaan Sulbar, berada dilewati ring of fire (jalur cincin api), memiliki sesar-sesar aktif yang cukup banyak.
“Kita Sulbar menjadi daerah tertinggi indeks resiko bencana menempatkan kita 2022 kita urutan pertama dan 2021 kita masih di urutan kedua. Kita pertama dengan nilai 184,85 dibawah kita ada Maluku, dan Bengkulu,” kata Idris, Rabu (9/8).
Pada perkembangannya, nilai IRBI dijadikan sebagai indikator kinerja utama oleh beberapa pemerintah daerah, yang mana berimplikasi pada indikator-indikator capaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD) yang perlu disinergikan dengan program dan kegiatan di daerah.
“Untuk di level kabupaten Majene menjadi daerah tertinggi kedua secara nasional,” kata Idris.
Ia berharap, melalui workshop yang digelar dapat menempatkan Sulbar sebagai daerah yang tidak lagi berada di angka tertinggi resiko bencana.
Itu harus dilakukan dengan beberapa indikator seperti bagaimana memastikan setiap bahaya yang ditimbulkannya dapat dilakukan upaya mitigasi.
Keterlibatan seluruh pihak sampai di tingkat Desa dapat menjadi upaya serius agar pemuda juga ikut terlibat sehingga dapat menjadi daerah tangguh bencana.
Dibutuhkan juga infrastruktur yang baik dan pencegahan yang matang dalam menghadapi resiko bencana yang terjadi.
Sementara itu, Kepala Laksana BPBD Sulbar , Amir Maricar mengatakan, workshop yang digelar sebagai upaya memetakan daerah-daerah yang rawan sehingga dapat melakukan mitigasi. (*)