Pemuda dan Gagasan Politik

  • Bagikan

Oleh: Abdullah Rattingan, SS., MM(Jurnalis/Ketua PJI Sulsel Periode 2016-2021)

Pemimpin yang jujur atau tidak korupsi masih yang diminati dan dibutuhkan pemilih muda dalam Pemilu 2024. Serta calon yang memiliki gagasan politik yang baik.

Salah satunya yang telah ditunjukan Centre for Strategic anda Internasional Studes dalam survei yang telah dilakukan untuk pemilih pemuda usia 17-39 tahun, beberapa waktu lalu. Hal yang dibutuhkan pemilih pemuda adalah jujur dan tidak korupsi, merakyat dan sederhana, ketegasan/berwibawa, dan prestasi/kinerja saat memimpin.

Dari berbagai hal itu pun menunjukan bahwa gagasan dari politisi terkadang masih begitu dikesampingkan. Sehingga pertumbuhan arus dinasti masih menguat.

Merujuk hal tersebut, kembali bisa dilihat kisah tentang angka 3 dan kandidat pemimpin memang punya cerita menarik dalam sejarah. Di tahun 1066, ketika Raja Inggris era Anglo- Saxon, King Edward the Confessor yang tidak punya anak meninggal dunia, setidaknya ada 3 tokoh yang merasa berhak untuk menjadi penerus. Mereka adalah Harold Godwinson yang merupakan Earl of Wessex, lalu ada William yang merupakan Duke of Normandy, dan Harald Hardrada yang merupakan seorang Viking sekaligus Raja Norwegia.

Sebenarnya, Edward punya penerus yang masih ada hubungan darah dengannya, yakni sang keponakan laki-lakinya yang bernama Edgar Hatheling. Namun, kala itu Edgar masih berusia 14 tahun. Ia tidak dipersiapkan untuk menjadi penerus takhta serta dianggap terlalu muda dan tidak berpengelaman.

Para Witan - sekelompok penasehat Raja Inggris - kemudian memutuskan untuk mengangkat Harold Godwinson yang merupakan ipar dari King Edward sebagai raja. Ini membuat William dan Hadrada marah serta memutuskan untuk melakukan invasi dan merebut takhta kerajaan. Harold berhasil memenangkan pertempuran melawan Hadrada, namun ia kalah dan terbunuh dalam pertempuran dengan William. Ini sekaligus menjadi akhir dari kekuasan Anglo-Saxon di Inggris.

Kisah ketiganya bolehlah dijadikan bahan refleksi sebagai analogi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Presiden (Pilpres) 2024. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version