Tak hanya itu, kesalahapahaman pun terjadi mengenai proyek ini, Danny menegaskan bahwa PSEL merupakan industri listrik yang menjadikan sampah sebagai bahan bakarnya, bukan membuat tempat pembuangan akhir (TPA).
"Bukan mau bikin TPA, ini kan ada penyesatan," tutur Danny.
Danny melanjutkan kesalapahaman itu terjadi karena ada pihak yang sengaja memberikan informasi menyesatkan kepada masyarakat.
Bahkan, Danny mengaku pihak yang melakukan penyesatan informasi itu yakni salah satu konsorsium yang lolos pada tahapan seleksi proyek PSEL.
"Penyesatan itu saya pastikan adalah ada diantara tiga kandidat itu yang mohon maaf tidak saya sebut namanya itu, yang berusaha menyewa orang orang untuk mengacaukan agar bisa menang," terang Danny.
Danny membeberkan bahwa dirinya memiliki bukti penyesatan informasi tersebut. Bahkan, Ia mengaku sempat dihubungi dengan pihak konsorsium tersebut agar dapat dimenangkan dalam proyek PSEL ini namun, Danny menolak.
"Menyewa itu, saya punya bukti soal itu. saya tidak sebut nama yah tapi saya bisa buktikan. Pokoknya ini harus berjalan fair, mau meneror, mau apa. Ini ada orang yang mau menang, karena saya termasuk dihubungi tapi saya tidak mau," tegas Danny.
Ia mengatakan proyek PSEL ini harus berjalan secara adil. Maka dari itu, setiap proses seleksi proyek PSEL ini, dirinya tidak pernah terlibat sedikit pun, dan meminta untuk terus dilakukan transparansi.
"Saya tidak mau campur itu urusan para ahli, tanya para ahli itu saya tidak pernah campur. mereka presentasi, presentasi saja, mereka umumkan, umumkan saja., saya tidak mau ikut campur," tutup Danny. (Shasa/B)