“Saya melihat PHR memang melakukan upaya masif. Sejak awal alih kelola langsung tancap gas. Kita semua harus mengakui,” imbuh Adnan.
Adnan optimistis, kinerja PHR akan terus meningkat. Terlebih saat ini, PHR juga tengah mengupayakan produksi Minyak Non Konvensional (MNK) di sumur Gulamo dan Kelok di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Pengeboran sumur MNK merupakan salah satu pengeboran terbesar yang dilakukan PHR, karena harus menembus kedalaman 8.500 kaki dengan kapasitas rig sebesar 1.500 horsepower (HP).
“Pengeboran sumur MNK ini juga bukti kemampuan PHR. Karena MNK ini kan membutuhkan effort yang jauh lebih besar dibandingan pengeboran sumur konvensional,” lanjutnya.
PHR memang berada pada puncak produksi minyak dan gas (migas) Indonesia.
Bertepatan dua tahun setelah alih kelola Blok Rokan, PHR mampu memproduksi 172 ribu barel setara minyak per hari.
Capaian tersebut tak lepas dari masifnya kegiatan pengeboran, dengan didukung kinerja yang andal dan selamat. Sejak alih kelola, PHR mengebor 825 sumur dan 84 rig di WK Rokan.(jpnn)