Dibalik Batalnya Pengusulan Pj Gubernur, Pengamat: Tarik Menarik Kepentingan

  • Bagikan
Kantor DPRD Sulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Batalnya pengusulan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan yang dilakukan DPRD sarat adanya intervensi  kekuatan besar. Menyeruak ke publik ada campur tangan Syahrul Yasin Limpo (SYL)  dan Andi Amran Sulaiman (AAS).

Rumornya dari empat bakal calon Pj yang mengemuka seperti Prof Aswanto, Jufri Rahman, Bachtiar serta  Rivai Ras, SYL dan AAS diduga  mengakomodir masing - masing dua nama.

SYL dikenal dekat mengakomodir nama Prof Aswanto dan Jufri Rahman. Sementara AAS ditengarai berada dibalik Bachtiar dan Rivai Ras.

Sehingga tarik ulur antara pimpinan fraksi DPRD Sulsel sangat kencang. Semuanya bersikeras mempertahankan usulannya. Akhirnya tidak ada  kesepakatan yang terbangun untuk mengerucutkan tiga nama dan berujung voting.

Meski berakhir voting, namun terjadi skenario pembatalan. Skenario yang dibuat DPRD  tidak memenuhi qourum, sebagian fraksi memilih walk out atau tidak masuk ke ruang rapat paripurna, meski mereka berada di gedung DPRD pada Selasa malam, (8/8/2023).

Hanya saja tak satupun anggota DPRD Sulsel yang menkonfirmasi kebenaran rumor terkait keterlibatan SYL dan AAS. Namun isu ini menguat di internal DPRD Provinsi dan menjadi pembicaraan hangat.

Apalagi  SYL dan AAS memiliki kedekatan dengan para figur bakal calon Pj tersebut. Ini tidak dapat dipungkiri. Misalnya SYL punya kedekatan  dengan  Prof Aswanto, relasi mereka cukup dekat, begitupun Jufri Rahman yang merupakan mantan anak buahnya ketika menjabat Gubernur Sulsel.

Keterlibatan lain SYL dapat ditandai melalui partai politik yang mendorong Prof Aswanto dan Jufri. Kedua calon ini   didorong oleh Partai NasDem, PAN dan PPP. NasDem merupakan partai SYL,  kemudian petinggi PAN dan PPP cukup dekat dengan Menteri Pertanian itu.

Sementara AAS juga memiliki kedekatan dengan Bachtiar maupun Rivai Ras. Mereka satu kampung dari Kabupaten Bone. Serta, keterlibatan AAS dapat dilihat dari partai pengusul  calon tersebut, yakni, Gerindra. Di mana AAS ikut memperkuat Gerindra pada Pileg mendatang, sejumlah keluarga intinya maju sebagai caleg melalui partai ini.

Wartawan media ini mencoba menkonfirmasi SYL dan AAS mengenai isu tersebut, namun tidak mendapat tanggapan.

Ketua Fraksi NasDem DPRD Sulsel, Adi Ansar menyebutkan, terjadinya perubahan pengusulan nama calon Pj karena ada intervensi dari pimpinannya. Awalnya Fraksi NasDem mendorong nama Jufri Rahman, namun menjelang rapat paripurna mereka mengubah dukungan ke Prof Aswanto.

"Dukungan NasDem itu  ke Prof Aswanto berdasarkan perintah RMS (Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse). Menjelang paripurna RMS memerintahkan Ketua Fraksi NasDem untuk mengajukan  Prof Aswanto," kata Adi Ansar mengklarifikasi dukungan NasDem ke Jufri Rahman.

Menurut Adi Ansar, dukungan ke Jufri Rahman setelah dilakukan penjaringan internal fraksi NasDem DPRD Sulsel. Namun ini berubah setelah ada perintah langsung DPP Partai NasDem melalui  RMS. 

"Jadi sebelumnya tidak ada perintah dari RMS. Kita lakukan penjaringan internal ternyata mengajukan  Jufri Rahman. Namun setelah saya konsultasi ke Pak Ketua,  kemudian memerintahkan, bahwa yang diharapkan DPP melalui Pak RMS adalah Prof Aswanto. Ini perintah DPP," ucap Adi Ansar.

Meski DPRD batal mengusulkan calon Pj, Adi Ansar mengakui tetap mengusulkan nama Aswanto ke Kemendagri melalui DPP Partai NasDem.

"Kami tetap melaporkan ke DPP. Kemudian tentu mengabarkan ke Kemendagri khusus untuk Fraksi NasDem meminta ke Kemendagri untuk mempertimbangkan Prof Aswanto untuk dipilih Pj Gubernur Sulsel. Surat ini akan kami kirimkan ke Kemendagri lewat DPP," tukasnya.

Pengamat Politik, Prof Armin Arsyad menilai batalnya DPRD Sulsel melakukan pengusulan Pj Gubernur bisa saja menutup ruang untuk putra daerah yang berkarir di Jakarta menempati posisi tersebut.

Sebab bakal calon Pj yang menguat di DPRD Sulsel semuanya putra daerah. Antaranya Prof Aswanto (Luwu Raya), Jufri Rahman (Gowa) dan Bachtiar - Rivai Ras sama - sama berasal dari Kabupaten Bone. Sehingga tanpa usulan DPRD, peluang putra daerah semakin kecil.

"Artinya Pj Gubernur kewenangan penuh Kemendagri untuk mengeluarkan nama siapa saja menjadi Gubernur Sulsel. Jadi sangat potensi bukan putra daerah. Karena DPRD tidak mengusulkan," sebut mantan Dekan Fisip Unhas itu.

Sementara Pengamat Politik dari Universitas Bosowa, Arief Wicaksono menilai, gawean DPRD yang sifatnya mengusulkan tidak menutup ruang adanya tarikan kepentingan. 

"Saya pikir ini ada tarikan kepentingan. Tapi itu tidak masalah sebenarnya karena dewan hanya mengusulkan nama," imbuhnya. (Yadi/B)

  • Bagikan

Exit mobile version