Dapil Sulsel II Chaerul Imran YS, Asri Putriyani Nurjannah Setiawan, Nurhidayat, Mutmainnah Thalib, Afrianti, Didin, Dandi, Muhammad Rofiki, Catur Novita Sari.
Dapil Sulsel III Muhammad Sobari, Lisa Try Septianty, Abubakar Ali, Nuryannah, Edy Sabhara, Edy Bahrudin, Indah Puji Astuti Akbar
PSI Dapil Sulsel I, Muhammad Surya, Takudaeng Parawansa, Jimmy, Noldus Pandin, Desy Sucianti, Afriani Febrianti Amir, Mukidi, Andri Widhiarto.
Dapil Sulsel II Arianto Suyuti, Tutik Ambarwati, Haryanto Salinata, Priska Claudia Jonathans, Muhammad Fathur Rahman, Hengky Lesmana, Muhammad Imam Setiawan, Pradipta Yoga Pratama, Hijriah.
Dapil Sulsel III Alan Christian Singkali, Daud Malamassam, St. Sakinah Dian Islamiaty, Supti Yanto, Yohan Titing, Fifih Alfina Ayu Lestari J, Jefryanto Kastiap Pobuti.
Partai Ummat Dapil Sulsel I, Satuhang Dg Se're, Herman Hafid Nassa, Asterida Indriastuti Kusumawadhani, Abdul Rachman Sappara, Abdullah Awing, Zuniasih, Muhammad Dirwan, Bima Wibowo.
Dapil Sulsel II Ainil Ramadhani, Irwati Slamet Moch Irjan, Nur Rifka Heryanto, Endarta, Hajja Masniar, Denny Renza Widiyanto.
Dapil Sulsel III Bambang Hermanto, Hesthi Prastiwi, Reni Fitri Yanti, Robi'a Al Imama, RR. Riesty Septiany, HeniWijayanti.
Sebagai pengamat melihat peluang partai baru untuk menembus parlemen pada Pemilu 2024, peluang partai baru untuk dapat bersaing.
Pengamat politik Unibos Makassar, Arief Wicaksono menilai jika fenomena munculnya partai-partai baru ini sebenarnya merupakan cerminan dari ketidakpercayaan banyak tokoh politik.
"Terhadap partai-partai lama yang mungkin tidak membawa ide, gagasan, atau platform yang baru," katanya.
Pada saat yang sama, disisi yang lain, salah satu tujuan dari mekanisme threshold yang diterapkan selama ini memang untuk membatasi kelahiran partai-partai baru.
"Sehingga dipenghujung perjalanan kebangsaan, partai politik di Indonesia secara kuantitatif akan lebih sedikit, tapi diharapkan lebih berkualitas," jelasnya.