Di Sulsel III. Hanya ada satu juga ketua partai diklaster petahana. Adalah Rusdi Masse, ketua Nasdem Sulsel. Sedangkan di klaster pendatang baru, ada ketua Hanura Amsal Sampetondok.
Dari sejumlah nama ketua partai yang memutuskan maju baik itu status sebagai petahana maupun pendatang baru, tentu berharap bisa memenangkan pertarungan Pileg didapil mereka masing-masing.
"Namun, harapan kemenangan sang ketua parpol, tentu tidak akan berjalan mulus. Artinya tidak semua figur caleg DPR RI dengan status sebagai ketua parpol dengan mudah memenangkan pertarungan," tuturnya.
Ia menganalisa di tiap dapil DPR RI, Potensi ketua partai dengan status sebagai petahana lebih berpeluang dibanding pata ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru. Seperti Ketua PDI Perjuangan Ridwan Andi Wittiri, peluang terpilih kembali masih terbuka.
Begitu juga Ketua Gerindra Sulsel, Andi Dermawan Aras, peluang terpilih kembali masih sangat besar. Tak terkecuali ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse, peluang keterpilihannya kembali sebagai anggota DPR RI Sulsel tiga masih sangat besar.
"Lain halnya Ashabul Kahfi, ketua partai PAN Sulsel dengan status sebagai petahana, posisi sagat rawan. Kondisi caleg PAN Sulsel satu tergolong cukup sengit ketimbang kondisi internal para ketua parpol lainnya sebagi petahana," jelasnya.
Sedangkan para ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru, analisa saya, mereka tidak seberuntung dengan ketua parpol berstatus sebagai petahana. Contoh, ketua golkar sulsel, bapak taufan pawe.
Beliau mesti berhadapan dengan figur-figur raksasa diinternalnya sendiri. Seperti Andi Rio Padjalangi, Nurdin Halid, Andi Fahsar Padjalangi dan juga Supriansa.
"Sehingga saya menyimpulkan, peluang ketua parpol dengan status sebagai petahana jauh lebih berpeluang terpilih ketimbang ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru," tukasnya.