MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perhatian terhadap penanganan wabah penyakit perlu dilakukan untuk menjaga kualitas kesehatan masyarakat. Apalagi, baru-baru ini Indonesia baru saja melewati masa pandemi covid-19 yang wabahnya berasal dari luar negeri.
Hal tersebut menjadi pembahasan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM menyelenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, di Four Points Hotel Kota Makassar, Kamis (24/8/2023).
Perwakilan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, dr. Hardhantyo Ph.D menyampaikan kegiatan ini melibatkan instansi kesehatan yang ada di Sulsel.
Kata dia, pelatihan ini dalam rangka memperkaya referensi untuk mitigasi wabah yang acap kali bersumber dari luar negeri sehingga diperlukan upaya bagaimana untuk melakukan penanganan.
Ia membeberkan, para pesertanya itu Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, RSUD Daya Kota Makassar, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, RSAL Jala Ammari, RSAU dr. Dody Sardjoto, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, hingga Akademisi dari Universitas yang ada di Kota Makassar.
"Semua pihak yang terlibat dalam bencana didaerah (wabah) harus memiliki pemahaman, keterampilan, dan kesiapan yang sama dalam menghadapi kedaruratan atau wabah, dan menilai koordinasi antar lembaga," sebutnya.
Ia menuturkan, mengusung gaya kegiatan simulasi, para peserta akan mensimulasikan pemecahan masalah dan berkoordinasi antar lembaga dalam penanganan dan mitigasi wabah.
Ia mengutarakan, tak elak juga perhatian terhadap 24 wabah yang masih terbilang perlu pengawasan yang intens, seperti DBD, Tifoid bahkan rabies itu juga merupakan beberapa wabah yang perlu dilakukan koordinasi mitigasi lintas sektor.
"Dari kementerian kesehatan memiliki pemantauan secara rutin untuk 24 kasus dengan potensi wabah seperti, DBD, Tifoid ada rabies, antraks, dan Covid juga," kata Hardhantyo.
Ia berharap dari gelaran kegiatan ini, dapat menjadi acuan bagi provinsi lain dalam peningkatan koordinasi dan penanganan wabah. (Abu/B)