"Menjawabnyapun tidak sederhana. Rakyat pasti memiliki aspirasi, idiologi, dan pandangan berbeda-beda," tuturnya.
Jadi bagaimana strategi untuk menyenangkan hati rakyat dengan jalan berkomunikasi dengan mereka, paparnya. Mempengaruhi rakyat juga tidak mudah.
"Jika mereka sudah berpegang pada idiologi tertentu, pasti sulit dipengaruhi atau diubah. Idiologi mirip dengan agama," tutupnya.
Sedangkan, Wali Kota Makassar diaulat menjadi pembicara pada kegiatan Rapat Kerja Daerah (rakerda) III PDI Perjuangan sulawesi Selatan. Danny menjadi narasumber, sehari setelah dinyatakan resmi bergabung dengan PDIP.
Dalam pemaparan materinya Danny banyak berbicara terkait dengan proses politik yang dilaluinya.
Pengalaman memenangkan kontestasi dua pilkada di Kota Makassar dengan berbagai macam tantangan dan rintangan diurai dengan cermat sampai memaparkan sejarah slogan “Anak Lorongna Makassar”.
"Sebagai orang yang berlatar belakang arsitektur dengan minim pengalaman politik, maka saya harus menyesuaikan diri pada proses itu, ujarnya.
"Strategi yang kita lakukan untuk memenangkan kontestasi tersebut dengan jalan mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat," bebernya.
Danny menegaskan, banyak harapan masyarakat yang harus diwujudkan dalam bentuk nyata.
"Apa yang menjadi harapan masyarakat sedapat mungkin kita wujudkan dalam bentuk nyata. Hanya dengan jalan itu, maka kita akan memenangkan proses politik yang kita hadapi dan kita lalui," pungkasnya.
Kegiatan ini menghadirkan 256 peserta yang terdiri dari Pengurus DPD PDI Perjuangan Sulsel, Badan dan Sayap Partai, anggota DPR RI dari Dapil Sulsel, anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota, Pengurus DPC se-Sulsel dan Bacaleg DPR RI dan DPRD Provinsi. (Yadi/B)