Diketahui, Santi dan suaminya bernama Sabir serta empat orang anaknya tinggal di rumah kecil itu kurang lebih 20 tahun. Meski lokasi tersebut hanya merupakan pinjaman dari warga yang simpati terhadap keluarganya.
"Saya juga merasa syukur dan saya juga merasa sedih dengan berat hati meninggalkan ini. Sudah 20 tahun, karena yang punya tanah suruh tinggal, jadi saya merasa berat tinggalkan dan merasa sedih," ucap Santi.
Sementara Dewan Pembina Masjid bernama Ismail yang ikut di wawancara menjelaskan, akses jalan ke rumah Santi bakal dibuka namun dengan jangka waktu 1 tahun.
"Jalan tersebut dibuka kembali sampai jangka waktu satu tahun atau hingga Sabir dan keluarga bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 12 juta," ucap Ismail di lokasi.
Kata Ismail uang senilai Rp12 Juta itu merupakan dana untuk mencarikan Santi dan keluarganya tempat tinggal sementara agar tidak lagi menempati rumah kecilnya itu lagi.
Ismail juga menampik informasi yang beredar bahwa pihaknya lah yang sengaja menutup akses jalan untuk Santi dan keluarganya. Kata dia, yang menutup akses jalan itu merupakan keluarga Santi sendiri, mereka menutup karena telah dilaporkan ke polisi usai membongkar paksa tembok masjid.
"Yang viral itu beritanya seakan-akan pengurus masjid yang tutup, padahal bukan. Yang tutup itu adalah orang yang tinggal di dalam (Santi dan keluarganya). Empat bulan yang lalu, dia (keluarga Santi) yang buka tanpa perjanjian kemudian dua hari lalu, tanggal 27 Agustus dia sendiri yang tutup. Dia tutup karena sudah dalam proses di Kepolisian, terlapor jadi dia tutup sendiri. Karena ada permintaannya di kantor polisi, damai. Polisi arahkan damai," terangnya.
Dia juga menyampaikan, sebelum kawasan perumahan dibangun, kondisi akses jalan tidak melalui masjid. Namun, setelah dibangunnya perumahan akses jalan mulai terganggu.