"Pancasila lahir dari pemikiran anak-anak muda usia 16 sampai dengan 23 tahun yang berasal dari berbagai daerah, etnis, dan organisasi," katanya.
Lanjut dia, di masa itu. Anak muda belasan tahun sudah berpikir mendirikan bangsa yang baru yang mereka impikan yaitu bangsa Indonesia yang merdeka.
"Generasi muda sekarang harus menyadari bahwa Indonesia maju tidak mungkin lahir kalau kita tidak melakukan apa-apa, jadi kita mesti melakukan sesuatu," ungkap Aktivis Pelestarian Sejarah dan Budaya yang juga Pendiri Komunitas Historia Indonesia itu.
Asep menambahkan bahwa Pancasila adalah jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan bangsa. Di era transformasi digital seperti sekarang.
"Generasi muda selain dituntut memiliki cara pikir yang sesuai dengan perkembangan zaman, juga tetap harus menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila.
Senada, Guru Musik dari SMP Al-Azhar Medan yang juga Pencipta Lagu Profil Pelajar Pancasila menyampaikan bahwa sebagai generasi penerus bangsa maka para pemuda khususnya pelajar harus berpikir untuk dapat berkontribusi memajukan bangsa.
Bagi generasi yang akan mengisi Indonesia Emas 2045, nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila harus ada di dalam hati dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
" Sebagai guru pun, kita juga harus memberikan teladan dan menjadi contoh bagi anak-anak murid, seperti dalam bermedia sosial kita harus senantiasa memunculkan perkataan dan perbuatan positif," ucap pria yang akrab disapa Sir Nata.
Sementara itu, Siswa Kelas XI SMA Negeri 82 Jakarta Wistara Banyu Kayana yang juga hadir dalam kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila, mengutarakan bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting. Hal itu, menurutnya, karena Pancasila dibangun atas dasar keberagaman negara Indonesia.
"Selama kita mengingat sejarah dan kita menerapkan nilai-nilai Pancasila, saya sangat yakin sebagai generasi muda, generasi pelajar Pancasila, kita akan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang maju bahkan menjadi teladan bagi negara-negara lain," ucapnya. (Yadi/A)