SIDRAP, RAKYATSULSEL - Aktivis Forum Peduli Mustad'afin (FPM) minta agar Polres Sidrap memperketat pengawasan di SPBU Kanie, jalan poros Pangkajene-Rappang, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mereka menduga ada oknum di SPBU Kanie yang bekerjasama dengan para mafia BBM menguras BBM Subsidi di SPBU tersebut.
“Kami curiga ada oknum di situ (di SPBU Kanie) yang bermain dengan mafia BBM. Dugaan kami mereka bekerjasama menguras BBM Subsidi mengatasnamakan masyarakat petani, untuk itu kami minta petugas jaga ketat SPBU Kanie,” ungkap ketua FPM, Muhammad Ahlan, Jumat (1/9/23).
Pria berusia 46 tahun tersebut juga berharap kepada pihak Pertamina agar tidak tinggal diam setelah adanya keluhan warga dan para sopir truk yang mengantri berjam jam di SPBU Kanie yang mengutamakan layani jeriken daripada mobil.
“Pertamina jangan tinggal diam, ayo turun, awasi SPBU Kanie beri sanksi bila terbukti mengutamakan layani jeriken daripada mobil demi mengejar uang kompa atau uang tip,” imbuhnya.
Ahlan mengaku sering mendapati para pelangsir BBM di SPBU Kanie ulang alik masuk ke SPBU membawa jeriken mengisi solar subsidi.
“Biasa saya lihat mereka tampung dulu di mobil atau dibawa pohon pisang yang ada di depan SPBU Kanie. Mereka keluar masuk SPBU ambil solar pakai jeriken, setelah mobilnya penuh baru mereka pergi. ini sudah sering disorot media tapi tetap saja begitu, untuk itu kami pertegas agar polisi dan pihak Pertamina awasi dan periksa SPBU Kanie,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Kanie, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Sulsel disorot.
SPBU dengan nomor 74 916 43 diduga mendapat bayaran lebih dari pelangsir BBM atau pembeli yang menggunakan jeriken sehingga diduga lebih mementingkan atau lebih mengutamakan pembeli yang menggunakan jeriken daripada melayani mobil truk.
“Kalau yang saya amati, sepertinya pihak SPBU (SPBU Kanie) lebih memilih melayani pembeli yang menggunakan jeriken daripada melayani mobil,” tutur sumber salah satu sopir truk yang telah mengantri berjam jam, di SPBU Kanie, Minggu (27/08/23).
“Karena beberapa pembeli yang menggunakan jeriken saya tanya ternyata mereka beli solar dengan membayar lebih, mereka membayar uang kompa (uang tip) katanya,” tambah sumber yang minta namanya tidak dimediakan.
Dari pantauan wartawan, pada hari Selasa dan Rabu 29-30 Agustus, tampak beberapa orang bolak balik di SPBU Kanie.
Mereka masuk membawa jeriken lalu mengisi BBM kemudian membawa jeriken tersebut ke depan SPBU dimana mobil mereka stand by di bawah pohon pisang.
Manajer SPBU Kanie, Gazali yang dihubungi melalui WhatsApp membantah bahwa pihaknya melayani pelangsir.
“Setahu saya pak tdk ada pelansir di spbu kanie,” ungkap Gazali dikonfirmasi via pesan WhatsApp Rabu (30/8/2023).
“Kami layani (pembeli yang menggunakan jeriken) sesuai prosedur srt rekomendasi dr BPP,” tambahnya.
“Yg jelas kita ikuti aturan yg dari Dinas terkait, sesuai surat rekomendasi dan ketentuan Zonanya pak,” terang Gazali.
Saat ditanya mengenai adanya uang kompa atau uang tip sebagaimana yang disebut sumber, hingga berita ini diterbitkan, Gazali belum memberi tanggapan. (Rid)