MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wacana menduetkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Anies Baswedan menguat. Isu tersebut mencuat setelah NasDem mengungkapkan bahwa partainya membuka peluang berkoalisi dengan PKB.
PKB yang hendak berlabuh ke Koalisi Perubahan merupakan pilihan alternatif yang realistis, mengingat koalisi Gerindra-PKB hingga saat ini belum ada kejelasan soal capres-cawapresnya.
Pengamat politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad menilai, duet Anies Cak Imin menjadi paket yang ideal.
"Pasangan Bacapres Anies dan Cak Imin saling melengkapi. Meski masih dinamis. Paket ideal, saling melengkapi meski masih dinamis," kaya Firdaus Muhammad.
Menurut Firdaus Muhammad, Cak Imin saat ini adalah representasi politik Nahdlatul Ulama (NU). Basis pemilih NU kuat terutama di Jawa jika dikonsolidasikan.
Meskipun suara NU terbagi. Namun demikian, PKB lebih berpeluang raup suara NU. Terutama pada kantong-kantong NU di Pulau Jawa.
Suara NU terbagi tapi PKB lebih berpeluang raup suara NU. Ketokohan Anies Baswedan di Sulsel memiliki pengaruh yang positif. Sehingga, akan mudah diterima," jelas mantan Dekan Fakultas Dakwah dan komunikasi itu.
Diketahui, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) memberikan kabar mengejutkan. Anies batal memilih Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Manager Strategi dan Operasional Nursandi Syam Jaringan Survei Indonesia (JSI) mengatakan, tentu kabar yang mengejutkan dan menegaskan dinamika politik Pilpres memang makin dinamis jelang pendaftaran paslon.
Sekalipun belum ada kesepakatan bahkan pengumuman secara resmi soal Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, namun melihat reaksi dari Partai Demokrat yang begitu keras maka kemungkinan besar pilihan paket pasangan Anies-Muhaimin benar adanya.
"Dari awal sudah ada dugaan, bahwa kalau AHY tak menjadi pilihan bagi Anies maka kemungkinan besar akan ada figur cawapres dari parpol lain yang akan bergabung," katanya.
Bagi Anies dan capres lainnya, figur Cawapres bisa menjadi penentu kemenangan. Munculnya nama Muhaimin di kubu Anies tentu tak terlepas pertimbangan teritori pemilih di Jatim. PKB cukup kuat di Jatim dan sebagian di Jawa Tengah.
"PKS kuat di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sehingga bergabungnya Muhaimin bersama PKB potensinya besar memperkuat elektoral Anies yang memang masih tergolong lemah di Jatim," jelasnya.
Lanjut dia, tapi perlu diketahui bahwa tokoh-tokoh berpengaruh di Jatim yang bisa membelah suara kaum Nahdliyin itu tak cuma Muhaimin. Ada Yenny Wahid, Khofifah dan lainnya kalau mereka solid ke salah satu figur seperti Anies tentu akan semakin memperbesar dukungan yang bisa diraih.
"Tapi realitas politik hari ini, mungkin sangat sulit mereka dipersatukan," tukasnya. (Yadi/B)