Berburu Mustajabah Doa di Raudhah

  • Bagikan
Jemaah umrah PT Annur Ma'arif saat mengunjungi Raudhah yang berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah.

MADINAH, RAKYATSULSEL - Jemaah umrah PT Annur Ma'arif mendapat kesempatan mengunjungi Raudhah yang berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah.

Sabtu, 2 September 2023, sebanyak 90 jemaah umrah PT Annur Ma'arif bertolak dari Mekkah menuju Madinah. Dua bus berangkat usai salat Dhuhur. 6 jam perjalanan. Mereka tiba di Madinah jam 8 malam.

Keesokan harinya, Minggu, 3 September 2023, jemaah bergantian mengunjungi Raudhah. Ya, Raudhah menjadi area yang selalu didatangi umat Islam untuk berdoa dan berziarah ke makam Rasulullah dan para sahabat. Raudhah adalah tempat yang mulia dan istimewa. Sebab disinilah sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW beribadah, sholat, menerima wahyu, berdakwah dan juga tempat salat para sahabat.

Memang untuk masuk area Raudhah yang merupakan taman-taman surga diantara rumah dan mimbar Rasulullah SAW, pemerintah Arab Saudi melakukan penetapan jadwal masuk Raudhah melalui aplikasi e-haj. Didalamnya sudah diatur jadwal masuk antara jemaah haji laki-laki dan perempuan. Namun selain melalui aplikasi tersebut, jamaah bisa saja masuk Raudhah tanpa aplikasi dengan mengantri usai salat subuh untuk masuk ke pintu 30.

Tanpa tasrih atau surat izin dalam aplikasi itulah, banyak dilakukan jemaah tidak hanya dari Indonesia tapi juga umat Islam dari berbagai negara. Usai shalat subuh, jamaah keluar pintu kemudian masuk ke area pintu 31. Lalu jemaah disuruh duduk oleh askar (polisi arab) mengantri menunggu area Raudhah bagi perempuan dibuka.

Setelah menunggu hampir setengah jam, terpal putih dibuka oleh askar sehingga seluruh jamaah secara bergerombol dan berlari untuk masuk menempati posisi paling depan pembatas shaf laki-laki. Lalu jamaah pun melakukan salat sunnah kemudian berdoa yang selalu dibarengi dengan tangisan.

Ukuran Raudhah hanya 22 x 15 meter dan hanya bisa menampung kapasitas puluhan jemaah saja. Karena Raudhah diperebutkan oleh ribuan jemaah maka pihak pengurus Masjid Nabawi akhirnya menggunakan sistem buka tutup jalur untuk masuk ke Raudhah.

Meski sangat sempit, namun para jemaah tetap berusaha untuk melaksanakan ibadah seperti salat, dzikir, dan berdoa.

Setiap jemaah hanya diberi waktu 5 sampai sepuluh menit untuk berada di Raudhah. Setelah itu jemaah harus keluar dan bergantian dengan yang lain.

Norfi Wahyuni, salah seorang jemaah PT Annur Ma'arif mengaku bahagia bisa salat sunnah dan berdoa di Raudhah, tempat dimakamkannya Nabi Muhammad SAW. "Alhamdulillah, usai salat subuh kami mengantri dan tidak lama langsung diizinkan masuk oleh para askar untuk salat dan berdoa," ujarnya.

Menurut Norfi, banyak keluarga dan kerabat yang menitipkan doa di Raudhah. "Doa yang baik-baik tentunya. Ada yang minta didoakan kesehatannya, rejeki, jodoh, dikaruniai anak, dan bisa kembali ke Baitullah," jelasnya.

Hal sama dirasakan jemaah laki-laki, Rustan. Ia mengaku setelah melakukan ibadah umrah di Kakbah, salat sunnah di depan makam Rasulullah selalu menjadi harapan setiap jemaah. "Alhamdulillah, akhirnya terkabul juga keinginan salat di Raudhah. Tempat mustajabnya doa," katanya.

Rusta menambahkan, waktu singkat yang diberikan untuk berdoa di Raudhah tak disia-siakannya. "Semoga kelak bisa kembali ke Baitullah dan salat di Raudhah," harapnya.

Diketahui, sebelum kedatangan Rasulullah SAW, Madinah belum menjadi sebuah kota, melainkan hanya gugusan bukit-bukit yang terhampar luas yang berisi oase-oase di sekitarnya.

Pada musim panas di sini akan terasa sangat menyengat dan hanya mungkin dapat dilalui para penunggang unta. Sementara pada saat musim dingin, wilayah Madinah akan lebih dingin dari Mekkah.

Sementara bagian timurnya sama dengan bagian barat dan dikenal dengan nama ‘Harârah Waqîm’. Semoga kita semua bisa kembali mengunjungi Masjid Nabawi dan merasakan mustajabnya doa di Raudhah. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version