Soal-soal yang tidak sesuai dengan konteks pekerjaan ASN seperti itu, akan dihilangkan.Kemudian diganti dengan soal-soal yang lebih substansi untuk mengukur kompetensi atau kemampuan pelamar.
Azwar menegaskan konsolidasi butir-butir soal itu bukan berarti tahun ini soal ujiannya dibuat menjadi lebih mudah. Tetapi soal yang disajikan benar-benar lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan seleksi.
Politisi PDI Perjuangan itu juga mengatakan rekrutmen ASN tahun ini kembali terbuka kesempatan bagi pelamar fresh graduate.
Seperti diketahui pada rekrutmen ASN sebelumnya, formasi dihabiskan untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dari tenaga honorer.
Untuk tahun ini Azwar mengatakan kouta pelamar fresh graduate sekitar 20 persen. Dia mengatakan sempat menerima komplain dari para honorer. Mereka mengeluh sudah bekerja selama 15 tahun bahkan 20 tahun, tetapi tidak kunjung diangkat menjadi ASN.
Akhirnya tuntutan itu difasilitasi lewat rekrutmen ASN PPPK tahun lalu. Tetapi kebijakan tersebut ternyata menuai persoalan bagi kalangan pelamar yang baru lulus kuliah atau fresh graduate. ’’Apakah republik ini adalah republik honorer,’’ kata Azwar.
Untuk itu tahun ini pemerintah membuka formasi untuk para fresh graduate. Ke depan kuota fresh graduate akan ditambah. Bisa jadi menjadi 30 persen untuk fresh graduate. Sisanya 70 persen untuk menuntaskan persoalan tenaga honorer.
Azwar menjelaskan sebagian kuota ASN fresh graduate itu dibuka untuk formasi talenta digital. Keberadaan SDM talenta digital itu penting karena pemerintah serius menggarap digitalisasi layanan publik.
"Bukan satu inovasi layanan publik, kemudian diwujudkan dalam satu aplikasi. Nanti masyarakat bingung kebanyakan membuat akun,’’ tuturnya.