Soal Pj Gubernur Sulsel Ancam Akan Evaluasi Bawahannya, Pengamat: Jangan Berlebihan, Kerja Saja Belum

  • Bagikan
Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Baru sehari kerja, Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin langsung memberi ancaman akan mengevaluasi seluruh jajaran pemerintahan Pemprov untuk menjaga pemerintah yang baik.

“Saya tanggungjawab 1.000 persen terhadap kelakuan anda, jadi jangan coba-coba intervensi pasukan (pegawai Pemprov Sulsel -red) saya ini,” kata Bahtiar, saat pidato diapel pagi bersama seluruh pegawai Pemprov Sulsel, Kamis (7/9) kemarin.

Dirinya mengaku, sudah mendapatkan laporan dari DPRD Sulsel terkait berbagai persolaan. “Jadi saya sudah tahu dinamikanya. DPRD sudah laporan semua sama saya, semua fraksi itu ada dinamika terjadi selesaikan,” ungkapnya.

"Jika pada pemerintahan sebelumnya banyak yang terintervensi, maka akan di perbaiki pada masa jabatannya," katanya.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Pusat Kajian dan Kebijakan Publik (KPK) M. Saifullah menilai pernyataan PJ Gubernur di hari pertamanya masuk kerja terkesan berlebihan.

“Bukan memberi rasa aman dan tenang serta mensupport bawahannya untuk fokus bekerja berdasar tupoksi masing-masing, malah justru makin menebar kecemasan,” kata Saiful saat dihubungi, Jumat (8/9).

Saiful menambahkan, seharusnya yang ditekankan oleh PJ Gubernur Bahtiar adalah kelanjutan program-program yang telah dilakukan Gubenur Sulsel sebelumnya.

“Apalagi saat ini kan sudah memasuki tahun politik. Jadi yang perlu ditekankan Pak Bahtiar adalah mengusung semangat netralitas pemerintahan dan tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk politik,” ujarnya.

Kata kuncinya, Pj Bahtiar harusnya meletakkan diri sebagai pejabat sementara dan hanya 1 tahun lebih di Pemprov Sulsel sebelum pejabat definitif dilantik.

“Jadi ya fokus saja dalam mengatur dan memajemeni pemerintahan. Jangan ikut bermanuver yang bisa mengesankan sedang mencari panggung,” tandas Saiful.

Terkait beberapa pejabat yang diberitakan akan menggugat keputusan karena dinonjobkan ternyata hal itu hanya dilakukan segelintir pejabat.

“Protes dan ancaman gugatan itu hanya dilakukan segelitir pejabat, bahkan mencatut nama nama pejabat lain yang dinonjobkan. Padahal mereka tidak melakukan protes sama sekali,” kata sumber yang tak ingin disebutkan namanya.

Diketahui, banyak pejabat yang dinonjobkan ini marah karena namanya dicatut ketika segelintir pejabat yang tidak puas itu mengadu ke DPRD Sulsel maupun dalam surat keberatan yang ditujukan ke Presiden Jokowi.

Menurut sumber tersebut, pemilihan PJ Gubernur Sulsel ini memang sarat dengan kepentingan kelompok politik tertentu. “Ada bocoran bahwa sebelum pemilihan PJ Gubernur, Bahtiar gencar melakukan ‘tawaf’ ke partai-partai untuk meminta dukungan dan restu. “Jadi, memang PJ Gubernur ini sudah tersandera sejak awal,” kata sumber tersebut. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version