SBY Penentu Koalisi Demokrat

  • Bagikan
ILUSTRASI

"Tapi perlu dicermati juga hubungan antara SBY dan Megawati selama ini," kata Sukri.

Menurut dia, apabila Demokrat bergabung ke kubu Prabowo Subianto, ada risiko yang harus diterima bahwa peluang AHY untuk menjadi calon wakil presiden juga akan sulit. Alasannya, Prabowo saat ini mengincar beberapa figur yang dinilai bisa memberi nilai tambah elektorat pada Pilpres 2024.

"Kecuali Demokrat bisa legawa berkoalisi tanpa permintaan jatah sebagai wakil presiden," imbuh Sukri.

Sukri mengatakan, potensi Demokrat membuat poros baru juga masih terbuka. Syaratnya, Demokrat mampu meyakinkan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Keadilan Sejahtera.

"Kalau Demokrat gabung dengan PPP, di situ ada AHY dan Sandiaga Uno yang layak disandingkan. Nah, kalau PKS juga bisa ditarik karena memang Demokrat butuh tambahan satu partai lain," imbuh dia.

Sedangkan, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar Andi Luhur Prianto menilai sikap Partai Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan hal biasa dalam perbedaan dukungan politik.

"Dinamika dukungan dan hengkang dalam dunia politik hal biasa. Partai politik adalah sebuah institusi. Bukan pribadi (AHY), jadi akan ada saatnya mereka saling bertemu," ujar Luhur.

Menurut Luhur, sikap yang diperlihatkan AHY sangat luar biasa. Dia pun berharap, Demokrat konsisten dalam langkah yang ditempuhnya untuk membuat perubahan di Indonesia.

"Semoga konsisten dalam demokratisasi internal. Sejauh ini rapat partai merupakan rapat keluarga yang diperluas dan diputuskan dari kebiasaan dan perasaan keluarga tertentu," ujar Luhur.
Dia menilai kepastian Demokrat akan merapat pada kubu Prabowo atau Ganjar akan terlihat pada perkembangan isu.

"Apalagi SBY dijadwalkan akan bertemu Megawati, ini sinyal Demokrat merapat pada capres tertentu," kata dia.

Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam menilai peluang AHY menjadi bakal calon wakil presiden sangat kecil di koalisi partai lain.

"Saat ini bargaining politik Demokrat pada konteks cawapres menjadi lemah baik di kubu Prabowo maupun Ganjar," kata Nursandy.

Menurut dia, Demokrat membuka peluang bergabung ke koalisi Ganjar dan Prabowo. Meski begitu, kata dia, arah dukungan Demokrat akan lebih condong ke Prabowo bila berkaca dari pengalaman Pilpres 2019.

  • Bagikan

Exit mobile version