MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kekeringan yang melanda Kota Makassar akibat musim kemarau panjang dampak dari fenomena El Nino makin meluas.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar tercatat per tanggal 15 September terdapat delapan kecamatan di 39 kelurahan yang terdampak yakni, Kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea, Panakkukang, Biringkanayya, Bontoala, Makassar dan Manggala.
Saat ini jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak kekurangan air bersih yakni 27.502 KK atau 63.436 jiwa. Dengan jumlah air yang telah terdistribusi sebanyak 1.063.260 liter di 271 titik distribusi.
Seperti, sebaran titik distribusi di Kecamatan Biringkanaya terdapat 30 titik, kecamatan Tamalanrea 30 titik, kecamatan Tallo 53 titik.
Selanjutnya, Kecamatan Ujung Tanah 94 titik, kecamatan Panakkukang 41 titik, kecamatan Bontoala 21 titik, kecamatan Makassar 1 titik dan Manggala 1 titik.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengatakan berencana akan menambah armada untuk distribusi air bersih ke masyarakat yakni sebanyak 20 unit dari jumlah sebelumnya 50 unit armada truk pengangkut air.
"Saya akan menambah armada yang tadinya 50 unit membawa 6 ribu kubik, saya menambah kemungkinan 70 truk," ucap Danny Pomanto, sapaan akrabnya.
"Kita sudah dibantu oleh Kapolda, Kapolrestabes dan TNI semuanya sudah turun termasuk dibantu para caleg," lanjut Danny.
Danny mengaku Pemerintah Kota Makassar terus melakukan monitoring terhadap kekeringan yang berdampak kepada distribusi air bersih di masyarakat.
Ia menambahkan penyaluran air bersih ke masyarakat yang terdampak mendapat jatah 300 liter air bersih atau 15 jeriken setiap rumah.
"Kami sudah menetapkan standar satu rumah, bukan satu KK yah karena dalam satu rumah itu ada beberapa KK, kita siapkan 300 liter artinya 15 jeriken," terang Danny.
Maka dari itu, Danny mengimbau kepada masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih untuk segera melapor ke Lurah untuk dapat ditindaklanjuti penyaluran air bersih.
"Semuanya siapapun yang mengalami kekeringan melapor ke lurah, karena kita monitoring semua," tutup Danny.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Makassar, Hendra Hakamuddin mengatakan pihaknya telah mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah terdampak di Kota Makassar sejak tanggal 8 September. Dengan memprioritaskan daerah yang terdampak kekurangan air bersih berdasarkan hasil assesment dari tingkat kelurahan.
Itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari penetapan Kota Makassar dalam status tanggap darurat bencana kekeringan.
Ia menyebut distribusi air bersih ini akan berlangsung selama satu bulan kedepan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Makassar Tanggap Darurat Bencana Kekeringan yang berlaku sejak tanggal 4 September hingga 4 Oktober 2023.
"Kami persiapkan seluruh sumber daya satu bulan. Tapi tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang kalau seandainya, kita berdoa beberapa hari ini bisa turun hujan. Kita stop tanggap darurat," jelas Hendra.
Agar distribusi air bersih ke masyarakat tepat sasaran, Hendra mengaku pendistribusian air bersih dibantu oleh beberapa pihak seperti Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar.
"Jadi kami tidak berdiri sendiri. Di situ juga ada PDAM. Hanya saja PDAM konsern terhadap para pelanggan yang terganggu distribusi airnya. Sedangkan kami, memprioritaskan warga yang non pelanggan PDAM," terang Hendra. (Shasa/B)