BARRU, RAKYATSULSEL - Memasuki puncak musim kemarau tahun ini mengakibatkan kekeringan yang cukup ekstem di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Hal yang lazim terjadi saat musim kemarau dimana hampir seluruh wilayah di Kabupaten Barru juga mengalami kekeringan terutama wilayah – wilayah pesisir pantai yang memang memiliki sumber air terbatas. Hal ini juga terjadi di Desa Lampoko, Kec. Balusu, Kab. Barru, Sulawesi Selatan, lokasi berdirinya PLTU Barru.
Fenomena debu dan kekeringan ini dikeluhkan oleh warga sekitar perusahaan pembangkit. Menurut Warga Dusun Bawasalo yang tak ingin disebutkan namanya.
”Sekarang ini kami memiliki pekerjaan tambahan yakni mengepel lantai, bisa 4-5 kali sehari karena banyaknya debu," keluhnya.
Sementara itu Kepala Desa Lampoko, Budiman, saat dihubungi via selularnya, Selasa (19/9) membenarkan kondisi di wilayahnya tersebut. Pemerintah Desa Lampoko pun bersama dengan pihak PLTU Barru terus berkoordinasi untuk mencari solusi terbaik.
Akibat fenomena kekeringan ini, PLTU Barru melalui PDAM Tirta Waesae memberikan bantuan air bersih dengan menempatkan 4 tandon air berkapasitas besar, untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan untuk konsumsi.
"Selain itu, juga diberi bantuan alat kebersihan, sembako dan pemeriksaan kesehatan rutin setiap minggu sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar," terangnya.
Sementara untuk di jalan, perusahaan juga sebelumnya melakukan penyiraman di jalan guna mengurangi debu, hanya saja warga meminta dihentikan, sebab menurut warga sama saja membuang air secara percuma ke jalan, sebaiknya dimanfaatkan untuk kebutuhan aktifitas masyarakat.