Kalla Institut Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Tabo-tabo Pangkep

  • Bagikan
Kalla Institut Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Tabo-tabo Pangkep

PANGKEP, RAKYATSULSEL - Desa Tabo-tabo, sebuah desa yang terletak di tengah-tengah keindahan alam yang luar biasa di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan telah mengambil langkah besar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan visi untuk menjaga lingkungan alam sekitar mereka dan memperkuat komunitas lokal, Desa Tabo-tabo telah memulai perjalanan menuju Smart Eco-Tourism melalui konsep Community-Based Tourism (CBT).

CBT adalah pendekatan pariwisata yang berfokus pada keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata. Desa Tabo-tabo memahami pentingnya melestarikan keindahan alam mereka sambil menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi penduduk desa.

Inovasi dalam pengabdian ini difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini pengurus kelompok sadar wisata Desa tabo-tabo. Adapun bentuk pengembangannya berupa:

  1. Pengembangan wawasan terkait konsep Community Based Tourism (CBT): Desa Tabo-tabo telah memiliki kelompok sadar wisata yang dikelola oleh pemuda-pemudi setempat. Namun begitu, kepengurusan kelompok masih bersifat sementara dan pelaksanaan peran dan tanggung jawab belum maksimal. Oleh karena itu, melalui pengabdian ini diharapkan terjadi peningkatan komitmen dan kesadaran masyarakat khususnya pengurus Pokdarwis dalam mengelola desa wisata.
  2. Pengembangan keterampilan sumber daya manusia dalam bidang pengembangan website, pengelolaan keuangan, manajemen konten dan sosial media: Pengurus Pokdarwis memegang peranan penting dalam pengelolaan desa wisata. Melalui kegiatan pelatihan pengembangan website, pengelolaan keuangan, manajemen konten dan sosial media diharapkan dapat memperkuat promosi dan pemasaran desa wisata sehingga dapat meningkatkan lalu lintas pengunjung.
  3. Pendidikan Lingkungan: Desa Tabo-tabo telah meluncurkan program pendidikan lingkungan untuk wisatawan yang datang. Ini termasuk pemahaman tentang ekosistem lokal, kebijakan pelestarian alam, dan praktik berkelanjutan.
  4. Pengembangan Produk Lokal: Masyarakat Desa Tabo-tabo diberdayakan untuk memproduksi kerajinan dan produk-produk lokal seperti gula semut, jamur tiram, dan madu hutan yang bisa dijual kepada wisatawan.
  5. Penggunaan Teknologi Cerdas: Penggunaan teknologi cerdas untuk mengelola aliran wisatawan, termasuk website untuk wisatawan dan penggunaan energi terbarukan.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keindahan alam kami dan pada saat yang sama memberdayakan masyarakat kami. Dengan Smart Eco-Tourism dan CBT, kami berharap dapat mencapai kedua tujuan tersebut."

Desa Tabo-tabo mengundang wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk datang dan merasakan pengalaman unik ini yang menggabungkan keindahan alam, kearifan lokal, dan keberlanjutan. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version