MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah kota Makassar melalui Dinas Perdagangan Kota Makassar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Makassar akan segera menggelar Operasi Pasar khusus untuk komoditi beras.
Diketahui, harga beras di Kota Makassar mengalami kenaikan sejak tiga pekan terakhir.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Arlin Ariesta mengungkapkan ini dilakukan sebagai langkah upaya untuk menjaga stabilitas harga beras dan menghindari lonjakan yang signifikan.
Kenaikan harga tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan beras di masyarakat.
"Operasi pasar khusus beras sebagai langkah intervensi stok dan untuk mempengaruhi secara psikogis harga-harga di pasaran," ungkap Arlin, Minggu (24/9).
Maka dari itu, Arlin menyebut pihaknya bersama TPID Kota Makassar secara ketat memantau perkembangan harga di pasar.
Selain itu, langkah antisipasi harga beras tidak semakin melonjak, Arlin mengatakan TPID kota Makassar telah berkoordinasi dengan seluruh pihak termasuk pedagang dan distributor untuk menjaga pasokan beras ke pedagang eceran agar permintaan masyarakat dapat terpenuhi.
Arlin juga mengaku menggandeng Satgas Pangan Kepolisian untuk melakukan pegawasan terhadap praktik menahan stok yang mungkin dilakukan oleh distributor dan pedagang.
"Agar pihak distributor dan pedagang tidak menahan stok," tutup Arlin.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan telah menginstruksikan kepada Dinas Perdagangan Kota Makassar untuk segera menggelar Operasi Pasar dalam waktu dekat.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras yang saat ini mulai merangkak naik. Operasi Pasar ini nantinya akan menjual beras dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp11.500 per liternya.
"Saya perintahkan, Dinas Perdagangan untuk Operasi Pasar di pasar. Jadi kami buka di harga HET Rp11.500, jangan beli beras yang mahal," terang Danny Pomanto, saat ditemui di kediaman pribadinya di Jalan Amirullah, Senin (18/9).
Danny Pomanto mengaku telah berkoordinasi dengan Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk memastikan pasokan beras tersedia untuk Operasi Pasar ini.
Danny menyebut kenaikan harga beras dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya karena harga gabah yang mulai merangkak naik. Seperti, kata dia, laporan yang diterimanya bulan lalu harga gabah dikisaran harga Rp7 ribu, tetapi dibulan ini sudah menjadi Rp7.900.
Kondisi ini, kata Danny, dapat memicu terjadinya inflasi karena meskipun harga merangkak naik tetapi permintaan tetap tinggi.
"Tapi yang beli itu menengah ke atas, dia tidak peduli naik atau tidak. Dia tetap beli, begitu dia beli dengan mahal terjadi inflasi. Kan begitu rumus inflasi, dia beli dengan kenaikan harga," terang Danny. (Shasa/B)