MAKASSAR, RAKYATSUTSEL - Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. (yang lebih akrab disapa Pak Nasar or Imam Besar Istiqlal), Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta (U-PTIQ), Imam Besar dan Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal sedang berada di Amerika untuk menjadi Keynote Speaker pada hari pertama “International Conference for Law and Religion Studies” di Universitas Brigham Young, Provo, Utah, 1-3 Oktober 2023.
Sebelum mengikuti Konferensi Internasional, Pak Nasar menyempatkan diri mengunjungi Washington DC, Ibukota Amerika dan Hartford, Connecticut.
"Saya tiba tadi malam di bandara Reagan, Washington DC dari Jakarta, transit di Jepang, dan hari ini mengunjungi kampus Hartford International University for Religion and Peace (HIU) di kota Hartford, dan akan kembali malam ini ke DC karena saya memiliki beberapa agenda di sana, sebelum ke Provo, Utah, untuk menjadi Pembicara Utama di Universitas Brigham Young," kata Pak Nasar.
Pak Nasar terbang dari DC ke Hartford 1,5 jam, ditemani oleh muridnya, Siti Sahro Locke, sudah lebih 20 tahun tinggal di Amerika dan bersuamikan orang Amerika, Thomas Locke yang bekerja di Pentagon, Markas Besar Tentara Amerika. Di Hartford, disambut oleh juniornya, M. Saleh Mude, mahasiswa program Ph.D., dijamu sarapan pagi ikan bandeng (bulo) dan sambal dabu-dabu ala Manado.
Setelah sarapan, Pak Nasar dibawa keliling (tour) melihat beberapa Gedung kampus HIU, sebelum diterima oleh Presiden kampus HIU, Dr. Joel N. Lohr selama hampir 1 jam. Mereka berbicara begitu akrab dan sepakat menindaklanjuti hasil MOU antara Kampus HIU, Amerika dan Universitas PTIQ Jakarta, Indonesia yang ditandatangani 13 September lalu oleh Presiden Lohr dan Prof. Dr. Darwis Hude, Direktur Program Pascasarjana U-PTIQ di ruang kerja Presiden Lohr.
“Saya datang untuk menyampaikan terima kasih kepada Presiden HIU, Joel N. Lohr, menjelaskan beberapa program kami di Universitas PTIQ dan Istiqlal, yakni sedang fokus menyeleksi ratusan sarjana Muslim untuk dikirim ke luar negeri, terutama di Amerika. Saya meminta ratusan jatah kepada Presiden Lohr. Semester ini ada 7 mahasiswa saya mengikuti program Short Course di kampus HIU ini. Saya menjelaskan ke Presiden Lohr beberapa alasan, mengapa saya mengirim mahasiswa ke Amerika, karena di sini mahasiswa diajar beragam metodologi untuk dipakai mengkaji Qur’an dan Hadis. Setelah mendengar beberapa tanggapan positif dan penjelasan rencana kerjasama kami, saya mengundang Presiden Lohr ke Indonesia dan beliau mengiyakan, akan mengunjungi Indonesia tahun depan,” lanjut Rektor PTIQ dan Imam Besar Istiqlal.
Ketika diminta memberikan testimoni untuk mahasiswa Indonesia, Pak Nasar dengan wajah riang menyampaikan bahwa, “wahai anak-anak Indonesia, terutama yang masih muda, ayo benahi Bahasa Inggris kalian, cek dan ikuti program Masjid Istiqlal di Website kami, atau kunjungi kampus Universitas PTIQ, agar Anda termasuk anak-anak Indonesia yang beruntung karena bisa belajar di Amerika. Saya berkomitmen dan optimis mengirim ratusan mahasiswa Indonesia ke sini, Hartford International University dan beberapa Universitas di Amerika, pungkas Prof. Nasar.
Sebelum kembali ke Ibukota Amerika, Pak Nasar mengadakan pertemuan dan dialog dengan mahasiswanya di rumah saya, kawasan Girard Avenue. Beliau memberikan tips dan nasihat agar belajar fokus selama di sini, Hartford. Sorenya, Pak Nasar kembali ke DC untuk bertemu dengan beberapa tokoh, mengisi beberapa acara, termasuk mengunjungi kampus George Washington University, tempatnya visiting scholar dulu, the IMAAM Center, masjid dan komunitas Muslim Indonesia di Virginia, Imam Bashar, mitra dalam pengiriman program Short Course Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal dan Universitas PTIQ Jakarta, serta mengisi acara kuliah Islam di Wisma KBRI Indonesia di Washington DC. M.
Diketahui, Prof Nasar juga sebagai Ketua Pengurus Pusat Pondok pesantren As'adiyah Sengkang.(*)