Tim Peneliti UMI jadi Narasumber Seminar Antar Bangsa Tentang Islam dan Masyarakat Bugis Asia Tenggara

  • Bagikan

Dahulu Bugis berfaham aminisme namun setelah datang Islam, dengan cahaya tauhid dan pengamalan Islam. Naqib al Atas tahun 1970an menyatakan kedatangan Islam ke Melayu membawa citra baru ke masyakat setempat. Sincerity sama dengan Ikhlas.

Ada yang membina watak dalam Islam yang membina watak umat, kata Dekan yang pernah ke Sinjai. Ini perlu dikaji karena Suku Bugis bukan suku tersendiri, tatapi masuk Bangsa Melayu. Ia masuk secara khusus sebagai bangsa Melayu di Malaysia. Mereka terlibat dalam politik, termasuk PM Najib Razak, sebutnya.

Keunikan falsafah Bugis perlu dikaji lebih mendalam, menjalin penelitian Project Marching Grant next year. Kerjasama penelitian - dipimpin Prof. Roslan dilibatkan jabatan2 lain. Seminar hari ini dengan narasumber dari multi disiplin dari berbagai bidang ilmu, antropologi, sosiologi, dan ahli agama.

Seminar ini sebagai langkah awal melestarikan budaya Bugis, kemudian menerbitkan jurnal berimpact tinggi dan menjadi buku rujukan generasi mendatang.

Naib Councellor UM Penyilidikan dan Inovasi Prof. IR.DR. Shaliza Binti Ibrahim menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus membuka acara seminar ini. Sessing data penyelidikan, telah berjaya dengan seminar. Program ini akan diteruskan ke masa datang.

Seminar ini menggabungkan nilai budaya dan agama. Sejarah Bugis telah ada sejak abad 17 M di alam Melayu. Bahkan di Johor memiliki keturunan Bugis. Karena itu kajian suku Bugis perlu diteliti dengan lebih mendalam, harapnya.

Dikatakan nilai Islam dalam konteks Bugis untuk mempromosikan nilai budaya. Kami sangat terbuka untuk kerjasama penelitian yang bermanfaat untuk kedua institusi. Misalnya Project penerbitan buku dan pengembanhan seni budaya dalam menghasilkan karya individu dan institusi. Juga untuk memaksimalkan kerjasama dengan membangun rancangan kongrit, serta terima kasih atas kerjasama ini, jelasnya. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version