MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Kurang lebih selama sebulan beberapa daerah termasuk Kota Makassar mengalami pemadaman listrik bergilir. Hal itu lantas membuat Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto geram. Sebab, kondisi tersebut tentunya menganggu aktivitas masyarakat Kota Makassar.
Danny Pomanto, sapaan akrabnya, mengaku kecewa pihak Pusat Listrik Negara (PLN) yang melakukan bergilir yang terjadi di Kota Makassar. Ia mengaku kondisi ini seperti membuat masyarakat kembali ke zaman dahulu yang mana masih minim penerangan.
"Saya kecewa sekali karena kita seperti berada di jaman batu, ada di kota besar pemadaman listrik. Ini seperti di jaman jaman dulu ini," ucap Danny.
Padahal, kata Danny, pihak PLN sempat menyebut bahwa kondisi listrik di Sulsel mengalami surplus sekitar 450 megawatt. Apalagi, Danny menyebut saat ini sudah ada sumber pembangkit listrik tenaga bayu, PLTA Poso, dan Bendungan PLTA Bakaru di Kabupaten Pinrang yang seharusnya mencukupi kebutuhan listrik.
"Saya ingat betul, terus apa lagi alasan bahwa kita tidak cukup," tegas Danny.
Namun, belakangan diketahui, kata Danny, di Sulsel terjadi pengurangan sekitar seribu megawatt. "Ternyata kemarin, disampaikan pak Pj bahwa kita kekurangan sekitar seribu megawatt termasuk untuk memback up industri industri," tutur Danny.
Danny melanjutkan bahwa ia khawatir jika kondisi ini terjadi hingga waktu yang lama dapat menyebabkan inflasi di Kota Makassar naik. Karena, kata Danny, saat ini angka inflasi di Kota Makassar sangat baik di mana, berada di bawah angka 3 persen.
"Ini juga rawan sekali (inflasi)," kata Danny.
Maka dari itu, Danny berencana akan melayangkan surat ke pihak PLN untuk menyampaikan keluhannya mengenai pemadaman listrik yang terjadi di Kota Makassar.
Pada kesempatan yang lalu, Danny juga sempat meminta PLN untuk bersikap transparan terhadap kondisi pasokan listrik saat ini.
"Ini betul-betul tidak masuk akal. Apalagi ini kota, mestinya kota tidak boleh ada pemadaman kayak begini, ini seperti jaman dulu," ucap Danny.
Sementara itu, sebelumnya Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif mengatakan bahwa terjadi penurunan produksi listrik terjadi karena sejumlah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) mengalami dampak kemarau yang panjang. Dampaknya, pasokan listrik ke masyarakat akan terganggu.
Hal ini membuat kinerja pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), yang menjadi sumber utama pasokan listrik di Sulawesi Selatan, tidak maksimal.
Selain itu, Amirul mengungkapkan bahwa PLN sedang melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak kemarau. Mereka juga terus berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait guna mengatasi masalah ini.
"Dalam proses ini, kami sudah bergerak, dan kami terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait," tegas Amirul.
Dengan semua usaha yang dilakukan oleh PLN, diharapkan pemadaman bergilir di Kota Makassar akan segera teratasi, dan pasokan listrik dapat kembali normal. (Shasa/B)