Prabowo mendapatkan suara 46,1 persen, sedangkan Ganjar 39,8 persen.
Terdapat selisih 6,3 persen suara.
Adapun jika dilihat secara lebih mendalam, elektabilitas Prabowo terus menunjukkan tren penguatan positif.
Mulai April 2023, Juli 2023 hingga September 2023, elektabilitas Prabowo cenderung mengalami tren yang positif.
Pada April 2023, Prabowo mendapatkan dukungan 33,0 persen. Lalu, di Juli 2023, Prabowo mengantongi elektabilitas 37,5 persen.
Puncaknya di September 2023, Prabowo makin kokoh di peringkat pertama dengan elektabilitas 38,9 persen.
Maka dari itu, Prof Kacung menilai baik dari simulasi head to head dan tren elektabilitas, Prabowo memang punya banyak keunggulan dan keuntungan.
Prof Kacung meyakini, besarnya elektabilitas Prabowo dalam skema head to head lantaran para pemilih yang calonnya gagal maju ke putaran kedua, lebih banyak yang beralih mendukung Prabowo.
“Ini terjadi karena pemilih calon yang gagal ke putaran kedua, lebih banyak dukung Pak Prabowo,” ujar Prof Kacung. (jpnn)