BANTAENG, RAKYATSULSEL - Penjabat Bupati Bantaeng Andi Abubakar melakukan kunjungan kerja ke Huadi Bantaeng Industri Park (HBIP). Kunjungan ini dilakukan untuk menjajaki kerja sama pengolahan slag bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Sulsel.
"Pak Gubernur ini punya program di darat dan di laut. Kalau di laut, pak Gubernur berharap untuk memperbanyak rumpon di laut kita ini," kata Andi Abubakar di ruang kerja HBIP, Senin (9/10) lalu.
Dia mengatakan, salah satu persoalan dari industri tentunya adalah mengenai pengolahan limbah. Oleh karena itu, gagasan untuk mengolah limbah slag menjadi rumpon bisa jadi salah satu alternatif untuk mengurangi limbah tersebut.
"Tentu ini akan sejalan dengan program pak Gubernur untuk memperbanyak rumpon di laut kita. Kita ingin hadirkan rumah-rumah ikan di bawah laut," kata dia.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Sulsel, Muhammad Ilyas mengatakan, rencana untuk membuat rumpon dari limbah slag sebenarnya sudah beberapa kali dibicarakan dengan pihak HBIP. Dia menyebut, rencana ini seperti bersambut setelah program pemerintah provinsi Sulsel salah satunya adalah memperbanyak rumpon di laut Sulawesi Selatan.
Ilyas menyebut slag ini sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan untuk karang buatan atau yang juga sering disebut dengan istilah artificial reef. Menurutnya, pada dasarnya, material apapun yang dibakar dengan suhu di hingga 1500 derajat celsius tentu tidak akan mengandung bahan berbahaya lagi.
"Tetapi kita tetap mengambil sampel sebanyak 2 kilogram slag untuk diteliti. Ini hanya untuk make sure (memastikan,red) saja," kata dia.
Dia juga mengaku akan melakukan komunikasi dengan pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait dengan slag ini. Dia menyebut, BRIN tentu akan memberikan rekomendasi terkait dengan bahan slag ini.
"Kita tentu membutuhkan rekomendasi dari BRIN. Bisa saja slag ini bisa digunakan lebih baik dari artificial reef ini," kata dia.
Direktur Huadi Bantaeng Industry Park (HBIP), Lily Dewi Candinegara mengatakan, salah satu persoalan pada sebuah industri adalah pemanfaatan limbah. Dia berharap, limbah ini dapat bermanfaat untuk pihak lain.
Lily juga banyak memperkenalkan HBIP selama berada di Bantaeng. Dia menyebut, PT Huady Nickel Alloy-Indonesia sejauh ini sudah memproduksi ratusan ribu ton ferro nickel. Dia juga memperkenalkan sejumlah perusahaan lainnya yang berada di bawah naungan HBIP yang akan berproduksi dalam waktu dekat ini. Di antaranya adalah PT Hengseng New Energy Material yang akan memproduksi baterai. Kemudian PT Unity yang akan menjadi pelengkap PT Huady Nickel Alloy untuk memenuni suplai stainless stell.
"Ini adalah bagian dari kesiapan kita menyiapkan hulu dan hilirisasi industri," kata dia. (Jet)