Dijelaskan, Ekonomi Sulsel, selama tahun 2022 tumbuh diangka 5,09 persen dan pada semester I tahun 2023 tumbuh sebesar 5,14 Persen. Keadaan tersebut ditopang oleh berlanjutnya pemulihan konsumsi masyarakat dan perbaikan kinerja dunia usaha, seiring dengan peningkatan produksi komoditas pertanian, perikanan dan pertambangan serta berlanjutnya pembangunan.
Sedangkan, laju inflasi Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2022 sebesar 5,77 persen dan pada bulan september 2023 mangalami penurunan menjadi 2,33 persen. tingkat kemiskinan pada Maret 2023 sebesar 8,70 persen, meningkat 0,04 persen poin terhadap September 2022 dan meningkat 0,07 persen poin terhadap Maret 2022.
"Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 5,26 persen, turun sebesar 0,49 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022," tuturnya.
Berdasarkan data indikator makro tersebut dapat dijadikan pemicu bagi pelaksanaan pembangunan ke depannya, dan tahun 2024, dengan berbagai tantangan yang harus di hadapi. Mulai fluktuasi harga komoditas sampai dengan gejolak ekonomi global.
Lanjut dia, berlangsungnya fenomena El Nino di penghujung tahun yang telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, serta pemilukada serentak yang akan dilaksanakan di tahun 2024.
"Dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian nasional terkini, agenda pembangunan yang akan kita capai, serta potensi risiko dan tantangan yang kita hadapi serta prospek perekonomian daerah," terangnya.
Maka asumsi dan Target Indikator Makro pembangunan Sulawesi Selatan yang akan dicapai pada Tahun 2024, yaitu dengan mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai sebesar 5,50-6,90 persen.