JAKARTA, RAKYATSULSEL - Tanpa henti bekerja dalam kunjungan ke Luar Negeri, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas apa yang telah diberikan The Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS) kepada para Pekerja Migran Indonesia di Jepang.
“Ini adalah kerjasama yang baik dan harus terus ditingkatkan. Karena penempatan ke Jepang menjadi salah satu negara idol yang dipilih oleh Pekerja Migran Indonesia. Kami meminta masukan dari AOTS terkait kendala dalam penempatan pekerja migran ke Jepang ini,” ujar Benny, saat berdialog dengan AOTS, di Tokyo Kenshu Center, Tokyo, Kamis (12/10/2023).
President AOTS, Mr. Kuwuyama Shinya, mengucapkan terima kasih kepada Kepala BP2MI yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada para peserta hari ini.
“Anak-anak Indonesia selalu semangat dan serius dalam mengikuti pelatihan. Tentu kata-kata dari Kepala BP2MI dapat menyemangati mereka kembali,” tutur Mr. Kuwuyama.
Mr. Kuwuyama mengatakan, AOTS berdiri sejak 60 tahun lalu, telah memberikan pelatihan bagi yang akan bekerja di perusahaan, utamanya untuk South East Asia, termasuk Indonesia. Di tahun 2020, karena pandemi Covid-19, orang-orang menjadi sulit untuk pergi ke Jepang.
“Jadi kami melaksanakan pelatihan secara virtual. Namun pelatihan secara virtual ini banyak keterbatasan, sehingga kemampuan berbahasa Jepang jadi sulit meningkat. Untuk itu kami mengusulkan agar pelatihan bahasa Jepang kembali dapat dilakukan secara langsung (face to face),” jelas Mr. Kuwuyama.
Kendala penempatan pekerja migran selama ini, lanjut Mr. Kuwuyama, terkait bahasa Jepang. Para pekerja migran mengikuti pelatihan bahasa selama enam bulan di Indonesia dan enam bulan di Jepang, namun belum tentu mereka siap untuk bekerja.
“Kami meminta agar BP2MI lebih ketat dalam pemilihan kandidat yang akan dikirim ke Jepang, serta memberikan lebih banyak pengetahuan dan pembekalan agar mereka mampu beradaptasi dengan cepat di Jepang,” kata Mr. Kuwuyama.
Benny menyebutkan, sebelum Pekerja Migran Indonesia diberangkatkan ke negara penempatan, mereka mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) yang diselenggarakan BP2MI. Mereka dibekali pengetahuan terkait hukum, adat istidat, dan budaya di negara setempat.
“OPP ini adalah wajib kami berikan sebelum berangkat ke negara penempatan kepada seluruh Calon Pekerja Migran Indonesia, termasuk Jepang, sehingga saat bekerja di negara penempatan dapat beradaptasi secara cepat,” pungkas Benny (*)