Sukses Transformasi Ekosistem Digital, Komposisi Dana Murah BRI Semakin Sehat

  • Bagikan
ILUSTRASI

JAKARTA, RAKYATSULSEL – Penguatan layanan digital bagi perbankan terus dilakukan untuk memperluas jangkauan bisnis, tak terkecuali di segmen terkecil di berbagai ekosistem.

Hal tersebut juga dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui berbagai inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha mengatakan bahwa salah satu fokus BRI dari perluasan layanan digital perbankan berbasis ekosistem adalah mengoptimalkan penghimpunan dana murah (Current Account Saving Account/CASA).

“Harapannya, tak hanya memberikan manfaat bagi nasabah, tapi juga dapat menyentuh seluruh segmen termasuk stakeholder,” ucap Arga.

Setidaknya ada tujuh ekosistem yang menjadi target untuk penguatan layanan digital BRI, yakni trade centers (retail, mall, pasar modern dan pasar tradisional), fintech (e-commerce, P2P & POS lending providers, asset management), supplier/agen gas dan LPG, lalu sektor FMCG (Fast Moving Consumer Good), pendidikan, rumah sakit dan transportasi.

Belum lama ini, BRI menyediakan layanan keuangan dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang dikembangkan bersama mitra strategis.

Tak hanya itu, perseroan juga fokus memperkuat akuisisi merchant dengan mempertajam ekspansi dan orientasi pada merchant-merchant yang berada di kawasan hotspot seperti pusat kuliner, pasar tradisional, pusat perbelanjaan (mall) dan big market.

“Kami juga terus mendorong peningkatan transaksi digital pada nasabah eksisting, mengoptimalkan big data untuk memperkuat pemahaman customer behavior dan memberi solusi keuangan terintegrasi dan memanfaatkan big data untuk identifikasi peluang-peluang ke depan”, ungkapnya.

Seperti diketahui, BRI tercatat sebagai bank yang masif mendorong ekspansi di ruang digital. BRI saat ini telah menerapkan open API atau open banking, yakni konsep yang memungkinkan perbankan untuk berbagi data finansial dengan pihak ketiga. Dengan open banking, nasabah lebih mudah men-transfer dana hingga melakukan pembayaran.

BRIAPI atau open banking milik BRI saat ini telah menjangkau lebih dari 400 perusahaan mitra di seluruh Indonesia, baik digital maupun non-digital. BRIAPI juga merupakan platform Open API pertama di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi ISO:27001 dan PADSS (Payment Application Data Security Standard) untuk menjamin keamanan data pelanggan.

Linier dengan inovasi tersebut, CASA BRI meningkat signifikan setiap tahunnya. Dalam rata-rata lima tahun hingga kuartal I 2023, CASA BRI tumbuh 8,7% yoy. Per kuartal II 2023, rasio CASA BRI naik 40 basis poin (bps) menjadi 65,49% dibandingkan kuartal II 2022. Tak hanya itu, CASA BRI naik 10,1% yoy sepanjang semester I 2023 menjadi Rp 815,42 triliun. Pada periode yang sama, deposito naik 8,4% yoy menjadi Rp 429,69 triliun.
Kunci Memenangkan Pasar

Peneliti senior dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan bahwa sedari dulu kunci menggaet nasabah ritel adalah kelengkapan, kemudahan, dan keamanan layanan. Formula tersebut masih berlaku hingga era digital seperti saat ini.

“Bedanya saat ini preferensi nasabah melakukan transaksi secara online, mulai dari beli pulsa, beli listrik, beli makanan”, katanya.

Artinya dengan memberikan pengalaman lebih baik dalam mendukung transaksi dalam jaringan (online), bank memiliki kesempatan lebih besar untuk mendulang nasabah baru. Dengan bertambahnya nasabah, bank akan mendapatkan keuntungan berupa likuiditas, khususunya dana murah.

Oleh karena itu dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan industri perbankan tidak terlepas dari semakin masifnya penerapan teknologi anyar. Di sisi lain, perbankan juga memperkuat kepercayaan nasabah melalui tingkat bunga yang kompetitif dan layanan yang baik. (*)

  • Bagikan