MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Demi kepedulian antar sesama, AAS Foundation dan IKA Unhas kolaborasi memberikan santutan berupa berupa Beras dan Gula Pasir kepada warga korban kebakaran pada dua lokasi di Kota Makassar.
Penyerahan bantuan langsung dari Ketua IKA Unhas Andi Sudirman Sulaiman kepada warga korban di lokasi Jl. Mannuruki/ Mamoa dan Jl. Serigala, Senin (16/10/2023).
Ditemui disela sela lokasi pasca kebakaran Jalan Serigala Makassar, Ketua IKA Unhas Andi Amran Sulaiman mengatakan prihatin melihat kondisi warga yang tertimpa musiba kebakaran.
Sembari memberikan rasa prihatin, ia menilai ini merupakan ujian bagi mereka, olehnya itu pihaknya memberi bantuan ke korban kebakaran.
"Mohon bersabar, ini ujian. Musibah adalah mereka kehilang harta benda, rumah dan surat-surat berharga lainnya," tutur AAS akronim Andi Amran Sulaiman.
Lanjut dia, sementara ujian bagi yang tidak terkena musibah adalah jembatan untuk silaturahmi, jembatan untuk beramal, jembatan untuk berbuat baik.
"Sebagai bentuk kepedulian. Jadi dua-duanya kena ujian," kata Amran.
Oleh karena itu, sebagai founder AAS Foundation dan Ketua IKA Unhas ketika mendapat laporan terjadi kebakaran di Makassar, sangat perintahkan.
"Maka saya sampaikan siapkan 20 karung beras, 10 karung gula, indomie, peralatan mandi, 20 pasang seragam sekolah, kompor, dan lain-lain. Untuk satu bulan ke depan," jelasnya.
Dan yang terpenting adalah saling membantu, mengulurkan tangan, bukan nilainya saja, tapi gerakannya, ikhlasnya.
Ia pun berterima kasih kepada pihak BRI, pemerintah setempat, relawan kemanusiaan. Disinilah kita lebur perbedaan.
"Itulah hebatnya orang Sulsel, bahu membahu membantu sesama tanpa adanya perbedaan status. Sehingga kalau ada kebakaran dimanapun, insya Allah kita hadir. Soppeng, Barru, Sinjai, Makassar beberapa kali kita hadir," ungkapnya.
Dengan adanya gerak cepat ini meringankan beban bagi korban kebakaran. Menurutnya, jika dia berhalangan, tim AAS Community yang hadir.
"Karena AAS Community kita bentuk untuk tebar kebaikan, membantu saudara-saudara kita manakala kena bencana," sebutnya.
Iapun berpesan untuk korban, sabar, semua musibah pasti ada hikmah di baliknya. Pasti spirit kita lebih tinggi untuk maju.
"Waktu itu saya mahasiswa rumah saya terbakar. Bayangkan 12 bersaudara. Ijazah, surat-surat semua terbakar. Tahun 2002. Satu bungkus mie instant sangat berarti. Kami tidur di bawah pohon," tukasnya. (Yadi/A)