TAKALAR, RAKYATSULSEL - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Takalar terus menghasilkan produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis, diantaranya tas dan tempat tisu dari tali kur.
Salah seorang warga binaan inisial EL (34) menjelaskan jika dalam seminggu produk kerajinan yang ia tawarkan dengan harga bervariatif bisa terjual hingga lima buah dalam sepekan.
"Untuk tas kami jual di kisaran harga Rp100 ribu sampai Rp200 ribu rupih, tergantung modelnya. Untuk tempat tisu kami jual di kisaran harga Rp100 ribu rupiah. Biasanya dalam satu minggu produk kerajinan kami terjual sampai lima buah," kata EL, Rabu (18/10).
EL menambahkan jika untuk menghasilkan satu produk kerajinan rajut dari tali kur hanya membutuhkan waktu sehari.
"Kalo fokus, kami bisa menyelesaikan satu produk kerajinan dalam sehari, baik tas rajut ataupun tempat tisu," tambahnya.
EL mengaku jika dirinya baru memiliki keterampilan membuat tas rajut tali kur setelah masuk lapas dan mendapatkan bimbingan dari salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya bisa membuat kerajinan rajut dari tali kur ini saat mengikuti program pembinaan keterampilan di bawah salah satu bimbingan UMKM di Takalar. Belajar merajut sebenarnya mudah, saya hanya butuh waktu tiga jam untuk paham caranya," jelas EL.
Sejalan, Kepala Lapas Takalar, Ashari, membenarkan jika pihaknya pernah mengundang salah satu UMKM untuk membimbing warga binaan membuat keterampilan rajutan.
"Pembuatan tas rajut merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang kami rancang bersama Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Takalar, untuk melatih warga binaan kami. Saat itu berada di bawah bimbingan EMS Production," ungkap Ashari.
"Kami berharap keterampilan yang mereka peroleh bisa jadi bekal saat bebas nanti," tutupnya. (Supahrin)