Sejak saat itu, Hari Santri Nasional ditetapkan setiap 22 Oktober. Jokowi kemudian bertanya kepada seluruh peserta apel
“Senang enggak (adanya peringatan Hari Santri)?”.
Pertanyaan itu ditanggapi oleh seluruh peserta dengan jawabnan yang lantang.
“Senang,” sahut hadirin.
Dia mengatakan penentuan Hari Santri itu merujuk pada resolusi jihad Kiai Hasyim Asy’ari yang berepatan pada 22 Oktober 1945.
“K.H Hasyim Asy’ari menyampaikan melawan penjajah wajib fardu ain, dan gugur melawan musuh adalah mati syahid," ucap Jokowi.
"Jadi, kita semua saat itu berjuang untuk kepetingan bangsa, negara, dan umat,” imbuhnya. (jpnn)