MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) seringkali dianggap sepele oleh masyarakat, apalagi kondisi cuaca saat ini juga bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Rakyat Sulsel, dalam beberapa bulan terakhir selama musim panas ispa seringkali menyerang masyarakat, terutama pada usia sekolah dengan rentan usia 2-9 tahun.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sulsel, M. Yusri Y menyampaikan, sekaitan dengan ispa yang yang acapkali menyerang anak akhir-akhir ini itu salah satunya dipengaruhi pola hidup sehat yang tidak dapat dikontrol pada anak, terutama pada anak dengan usia 7-9 tahun.
Kata dia, untuk rentan usia itu, berdasarkan laporan mingguan yang diterima oleh pihaknya pada minggu ke-42 tahun 2023 ini sebanyak 6078 kasus ispa yang tercatat di sulsel dari 24 kabupaten dan Kota itu rata-rata anak yang mengalami Ispa adalah anak dengan rentan usia sekolah.
Ia membeberkan, ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus, penularan melalui droplet yang mengandung bakteri atau virus, yang terhirup masuk ke dalam saluran napas. dan gejala umumnya dialami oleh anak yang menderita ISPA, Demam, kadang disertai sakit kepala. Batuk.
Kata dia, untuk anak usia sekolah sendiri yang mengalami Ispa itu juga disebabkan dengan pola sosialisasi anak yang tentu tak dapat dikontrol langsung oleh orang tua, seperti dengan jajan sembarangan.
“Kadang anak yang sedang asyik bermain ketika jajan itu lupa atau tak memperhatikan cuci tangan terlebih dahulu, makan gosok hidung lagi, makan lagi,” ulasnya.
Ia mengutarakan, memang secara khusus ispa tak hanya terjadi pada musim panas saja dan akan terus muncul, hanya saja kata dia, untuk penanganan dan untuk menekan angka terjadinya cukup dengan menerapkan pola hidup sehat, dan menjadikan hal itu sebagai kebiasaan anak sedini mungkin.
“Orang tua paling utama, karena hampir seluruh aktivitas anak itu dapat diketahui oleh para orang tua,” paparnya.
Perhatian penuh orang tua menjadi penting kata Yusri, itu juga karena dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat bermain anak, tentu harus secara aktif disampaikan untuk memperhatikan kebersihan diri selama beraktivitas bersama dengan teman-teman sejawatnya saat bermain.
Kata dia, untuk kasus Ispa pada usia balita sendiri, orang tua juga harus melakukan hidup sehat untuk dirinya dan juga tidak sembarang memberikan makanan atau jajan, karena mereka mendapatkan yang mereka konsumsi masih dari orang tua juga.
“Paling penting juga memperhatikan kualitas asupan (makanan,red),” sebutnya.
Ia mengutarakan, tak hanya Ispa yang dapat disebabkan dari acuhnya penerapan pola hidup sehat, penyakit lainnya juga bisa bermunculan dan dialami oleh masyarakat secara umum, seperti diare dan DBD.
Ia menyampaikan, Pemprov Sulsel melalui Dinas Kesehatan Sulsel juga tengah aktiv menyampaikan sosialisasi sekaitan dengan penerapan pola hidup sehat apalagi musim panas ini, tentu menjaga pola hidup sehat juga mesti menjadi perhatian.
“Puskesmas kami (se-sulsel,red) juga aktif memberikan pemahaman kepada masyrakat sekaitan dengan penyakit pernafasan,” cetusnya.
Ia mengutarakan, sampai sejauh ini pihaknya beserta seluruh perangkat kesehatan Sulsel terus massif menangani soal Ispa dan masih terbilang terkontrol dan wajar.
“Sampai sejauh ini, Ispa di Sulsel masih teratasi dan masih terbilang normal, dan sampai sejauh ini belum ada sampai jatuh Korban Jiwa,” pungkasnya. (Abu/B)